Menerima laporan penyerangan ini personil kepolisian daerah Bali diterjunkan untuk mengamankan situasi. Peristuwa ini merupakan bagian dari simulasi yang dilaksanakan oleh Polda Bali bekerja sama dengan Jakarta Center for Law Enforcement Coorperation (JCLEC).
"Persiapan latihan ini dalam rangka menyambut IMF dan World Bank Annual meeting di Bali," ungkap Kapolda Bali, Irjen Reinhard Petrus Golose, usai simulasi di dermaga timur Pelabuhan Benoa, Denpasar, Kamis (8/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolda juga menyebut sebagai penanggungjawab keamanan, pihaknya sudah menyiapkan seluruh komponen dengan dua kali menggelar simulasi penanganan tetoris. Pertama pada 17 November 2017 di bandara internasional I Gusti Ngurah Rai dan kali ini di Pelabuhan Benoa.
"Kita siapkan seluruh komponen. Kemarin 17 November kita melakukan di airport dan hari ini di Benoa (pelabuhan)," lanjutnya.
Jendral bintang dua ini juga mengingatkan kepada anggotanya terutama para komandan lapangan untuk melihat kelemahan dan kelebihan simulasi ini.
Sebagai orang yang punya banyak pengalaman terhadap kasus terorisme, Golose menyebut dua hal dalam penanganan teroris yakni harus sesuai hukum dan human right.
"Selalu saya ingatkan, untuk penanganan kasus terus itu harus sesuai hukum, rule of law kemudian yang kedua human right, itu yang paling penting," pungkasnya. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini