Pimpinan KPK: Tanpa Campur Tangan Tuhan, Kasus e-KTP Sulit Terungkap

Pimpinan KPK: Tanpa Campur Tangan Tuhan, Kasus e-KTP Sulit Terungkap

Denita BR Matondang - detikNews
Kamis, 08 Mar 2018 12:13 WIB
Gedung KPK (Rachman Haryanto/detikcom)
Jakarta - Wakil Ketua KPK Laode M Syarif menyebut kasus korupsi proyek e-KTP merupakan salah satu kasus dengan modus yang telah terstruktur dengan baik. Syarif pun menyebut, apabila bukan karena campur tangan Tuhan, tidak mungkin kasus itu bisa diungkap.

"Insyaallah, kasus e-KTP ini selesai semuanya. Itu bisa jadi laporan bagi pihak reserse, complicated dan tanpa campur tangan Tuhan di kasus itu mungkin kami tidak bisa mendapatkan apa, saking terstrukturnya dengan baik," ujar Syarif dalam Rakernis Bareskrim Polri, di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (8/3/2018).

"Tidak ada kejahatan yang sempurna, e-KTP itu kalau kita lihat rancangan awalnya sempurna sekali, tapi ada sisa-sisa kebajikan Tuhan, kita dapat, eh ada, disambung-sambung, jadi apa," imbuh Syarif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Syarif menyebut penyidik KPK sampai mengecek ke 5 negara, termasuk Indonesia, untuk mengusut kasus tersebut. Bahkan, menurut Syarif, kemungkinan ada wilayah lain yang belum tersentuh KPK.

"Yurisdiksinya mana saja, Indonesia, Singapura, Amerika, India, Mauritius. Kami tahu ada 5 sekarang, mungkin ada yang lain belum kita tahu, mungkin Hong Kong dan selama ini putus di situ," sebut Syarif.

Dalam mengusut kasus e-KTP, KPK disebut Syarif bekerja sama juga dengan FBI. Namun, di awal-awal, Syarif menyebut FBI sempat tidak percaya pada kecurigaan-kecurigaan KPK dengan modus kejahatan terkait kasus itu, seperti dugaan para pelaku yang sengaja membeli aset murah dengan harga mahal hanya untuk melakukan pencucian uang.

"Jadi, pada waktu meeting pertama di kantor, kami undang teman-teman FBI. Kami datang, ada jaksa kita. Ada penyidik kita memberi tahu tolong cek perusahaan ini, yang itu harganya ini perusahaan kecil sekali, tetapi dibeli dengan yang mahal," ucap Syarif.


"'Nggak mungkinlah, memang ini orang bodoh', katanya, 'Nggak mungkin itu, impossible itu'," kata Syarif menirukan jawaban FBI saat dimintai tolong KPK.

Namun KPK terus mendesak FBI melakukan pelacakan dan pemeriksaan aset. Pada akhirnya, lanjut Syarif, kecurigaan KPK terbukti.

"'Tolonglah diperiksa dulu. Harganya Rp 35 ribu dibeli, misalnya, Rp 25 juta, anggap saja begitu. 'Nggak mungkinlah, orang yang bodoh sekalilah yang melakukan hal seperti itu'. Ternyata perusahaan yang dibeli itu hanya untuk menempatkan uang," ucap Syarif. (dhn/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads