"Kalau ada (narkoba) yang terselundupkan, kita harus curiga ada pejabat yang terlibat dalam teori penyelundupan itu yang tertahan, yang tertangkap cuma 20 persen artinya sisanya sudah masuk pasar," kata Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (6/3/2018).
Fahri memandang, pemerintah seolah tidak memiliki strategi untuk memberantas permasalahan narkoba di Indonesia. Ia menuturkan, hal itu akan berimbas pada pandangan rakyat terhadap image Presiden Jokowi di Pilpres 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah sekarang kelihatannya tidak mempunyai strategi. Problem kita ini concern presiden yang tidak ada," tuturnya.
"Nanti dalam debat capres bakal ditanya soal ini, 'Bapak Presiden, kok di zaman bapak narkoba datangnya tambah banyak? Bapak sadar nggak ini bom nuklir yang sedang membunuh rakyat'. Jokowi nanti jawab apa coba kalau debat capresnya dia akan ditanya soal ini," sambungnya.
Baca Juga: Indonesia dan Segitiga Emas Narkoba
Seperti diketahui, Polri, BNN, TNI, Bea Cukai dan aparat tengah melakukan perang besar terhadap narkoba. Sebelumnya telah berhasil diungkap penyelundupan 1,1 ton sabu di perairan Selat Philips, Batam pada bulan Februari 2018 lalu.
Menyusul itu, sabu seberat 1,8 ton berhasil diungkap oleh tim gabungan Satgas Polri bersama perwakilan Bea Cukai Kanwil Pusat. Satgas Polri beserta Bea Cukai menangkap Kapal BC 7005 di perairan Karang Helen Mars pada 20 Februari 2018.
(yas/rvk)











































