Melihat Terpencilnya Sekolah di Maros, Jalan Kaki 4 Jam Susuri Hutan

Melihat Terpencilnya Sekolah di Maros, Jalan Kaki 4 Jam Susuri Hutan

M Bakrie - detikNews
Minggu, 04 Mar 2018 14:37 WIB
Maros - Yuliana (10), bersama puluhan teman sekolahnya, terlihat gembira, saat puluhan prajurit dari Kostrad 431 Kariango, Maros, mengunjungi sekolah mereka. Sekolah tersebut terpencil dengan medan geografis yang susah terjangkau.

Lokasi sekolah tepatnya di Dusun Bara, Desa Bontosomba, Kecamatan Tompobulu Maros, Sulawesi Selatan. Sekolah yang merupakan kelas jauh milik Yayasan Pondok Pesantren Almuhajirin DDI Sakeang ini, kondisinya sangat memprihatinkan.

Selain bangunannya yang tidak layak, gurunya pun hanya satu orang, sehingga aktivitas belajar tergantung kedatangan guru.
Melihat Terpencilnya Sekolah di Maros: Jalan Kaki 4 Jam Susuri Hutan

"Kami sangat senang bisa didatangi oleh bapak-bapak tentara yang ramah-ramah itu. Mereka sudah jauh-jauh ke sini untuk mengajar di sekolah kami yang terpencil," kata Yuliana di lokasi, Minggu (4/3/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya bangunan fisik, sekolah dan guru, akses menuju dusun ini begitu sulit karena hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama empat jam menelusuri hutan dan juga sungai. Hal inilah yang membuat guru di sekolah ini tidak bisa setiap saat datang untuk mengajar.

"Luar biasa medannya. Kondisi mereka sangat miris, padahal minat belajar mereka begitu besar untuk belajar," ungkap Pasi Intel Yonif Para Raider 431 Kostrad, Lettu Inf Purbo Sasongko.

Sekolah yang kondisinya memprihatinkan ini, memang menjadi salah satu program pendampingan prajurit Kostrad sebagai wujud kepedulian terhadap pendidikan. Tak hanya datang menyalurkan bantuan dan juga mengajar, mereka juga siap membantu tenaga dalam pembangunan fisik sekolah.
Melihat Terpencilnya Sekolah di Maros: Jalan Kaki 4 Jam Susuri Hutan

"Yah kita memang punya program seperti ini. Ke depannya akan lebih berkesinambungan. Kami merasakan sendiri seperti apa semangat mereka untuk maju. Bahkan mereka begitu sedih saat kami pamit," lanjutnya.

Di dusun terpencil ini, didiami 170 Kepala Keluarga. Mereka rata-rata bekerja sebagai petani dan juga berkebun. Hanya saja, lokasi yang mereka diami merupakan kawasan hutan lindung yang memiliki aturan tersendiri. Termasuk membangun sekolah, haruslah seizin pihak kehutanan.

Pembangunan sekolah di wilayah ini memang terkendala dengan adanya status kawasan hutan lindung. Namun, di dalam aturannya, kawasan hutan lindung memang bisa dimanfaatkan oleh warga termasuk mendirikan fasilitas umum seperti sekolah dan tempat ibadah.

"Sengaja kita datangkan pihak Dinas Kehutanan ke sini untuk melihat langsung. Hasilnya, kita sudah buat ploting dan titik koordinat untuk membangun sekolah yang lebih nyaman buat mereka," terang Koordinator Kerlip Maros, Bagus Dibyo Sumantri. (asp/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads