"Jadi korban Andi Aso Erang itu pamit sama istrinya, ke rumah keluarganya. Setelah sehari lebih, nggak balik-balik, setelah dicari, motor dan sandal ditemukan di tepi sungai. Dicari mereka menyimpulkan mancing, dicarilah muter-muter, ketemu jasadnya tanpa tangan dan kaki," ujar Kapolres Kutai Timur AKBP Teddy Ristiawan kepada detikcom, Jumat (2/3/2018).
![]() |
Teddy menjelaskan, sebelum kejadian, Andi berpamitan kepada istri dan anaknya untuk pergi ke rumah orang tua di Kebuyahan, Desa Marukangan, Kecamatan Sandaran Kutai Timur, Kalimantan Timur, pada Rabu (28/2). Namun saat disusul istrinya, rupanya Andi tidak ada di rumah orang tuanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teddy mengatakan Anisa kemudian mengajak keluarga dan tetangga ikut membantu mencari suaminya, Andi. Kemudian salah seorang warga melaporkan kejadian hilangnya korban ke Polsubsektor Sandaran.
"Pada hari Kamis, 1 Maret 2018, sekitar jam 03.00 Wita, korban Andi Aso Erang ditemukan terapung di pinggir Sungai Kebuyahan dalam keadaan telah meninggal dunia tanpa kaki sebelah kiri dan tangan sebelah kiri. Selanjutnya jasad korban langsung dievakuasi ke rumah orang tuanya," kata Teddy.
Tak jauh dari penemuan jenazah korban, petugas Polsubsektor Sandaran, Polairud Manubar, dan warga menemukan seekor buaya berukuran besar. Lantaran curiga terhadap kondisi jenazah, polisi kemudian menembak buaya tersebut.
"Kemudian sekitar jam 03.30 Wita, tidak jauh dari lokasi penemuan jasad korban tersebut, tim gabungan pencarian menemukan seekor buaya yang diduga telah menerkam korban. Lalu personel Polairud Brigpol Eko Supraptono langsung menembak buaya tersebut sebanyak 5 kali tembakan yang mengakibatkan buaya tersebut mati," terangnya.
(ams/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini