Warga Dusun Manding Rt 08, Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta ini diamanahi Allah dengan 3 anak, 2 lelaki 1 perempuan, yang semuanya hanya bisa tergolek lemas di kasur tipis di ruang tamunya yang sederhana.
Saat dikunjungi Muhaimin Iskandar alias Cak Imin pada Rabu (28/2/2018) di rumahnya, Mbah Sandiman kelihatan gembira.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah sae, Pak," jawab Mbah Sadiman.
"Pinten yuswane (usianya berapa), Mbah?" tanya Cak Imin lagi.
"Kulo pitung puluh lapan. Masih sehat. Tapi sakit gula, Pak," ungkap Mbah Sadiman.
Demikian Cak Imin menyapa Mbah Sandiman, lalu langsung dibawa masuk untuk menjenguk dua anaknya yang terbaring di ruang tamu.
"Saya diamanahi Gusti Allah tiga anak yang semuanya begini sejak lahir. Yang besar Eko, sudah meninggal. Yang ini namanya Khoirul (usia 37), yang ini Dwi Nur (usia 41)," Mbah Sandiman menjelaskan kepada Cak Imin yang didampingi oleh Bu Rustini Muhaimin.
"Saya ikhlas, Pak. Ini amanah. Saya terima. Dunia-akhirat kulo ikhlas," kata Mbah Sandiman, yang membuat para pembesuk meneteskan air mata.
Dwi dan Khoirul tidak mampu duduk, berbicara, dan memahami situasi sekelilingnya sama sekali. Sehari-hari dimandikan dua kali sehari, disuapi, dibersihkan oleh Mbah Sandiman. Masa tuanya dihabiskan dengan hidup sunyi mengurus keduanya.
"Allah yang membalas jenengan, Pak. Jenengan ikhlas lahir-batin, kulo wajib belajar kalih panjenengan (saya harus belajar dari Anda) cara ikhlas seikhlas-ikhlasnya, " cak imin mengusap usap bahu Mbah Sandiman dengan rasa haru.
Sebelum pamit pulang, Cak Imin memberi sumbangan ala kadarnya kepada Mbah Sandiman. Sambil mendoakan kesehatan dan kesabaran beliau dalam menghadapi cobaan ini. (ega/tor)











































