Denny JA: Cawapres Bukan Lagi Maqom JK

Denny JA: Cawapres Bukan Lagi Maqom JK

Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Senin, 26 Feb 2018 17:05 WIB
Denny JA: Cawapres Bukan Lagi Maqom JK
Foto: Kris/Biro Pers Setpres
Jakarta -

PDIP melontarkan wacana duet Jokowi-JK jilid II di Pilpres 2019 yang kontan menjadi kontroversi. Founder Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA meyakini Jusuf Kalla tak akan jadi cawapres Jokowi lagi pada 2019.

"Jusuf Kalla akan tetap menjadi pemain penting dalam Pilpres 2019. Tapi tidak sebagai wapres, tapi sebagai king maker. Untuk menjadi wakil presiden itu tidak lagi menjadi maqom-nya JK, tidak lagi jadi pencapaian politiknya karena dia sudah dua kali jadi wapres, jadi mau apa lagi," kata Denny dalam perbincangan dengan wartawan, Senin (26/2/2018).

JK juga dinilai Denny sudah kehilangan energi yang dibutuhkan untuk running sebagai capres di Pilpres 2019. "Juga pilpres ini belum eranya dipimpin orang bukan dari Jawa di 2019 ini, suka atau tidak suka. Mungkin nanti 25 tahun yang akan datang beda lagi," kata Dennya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadi Denny menduga JK akan memilih menjadi king maker untuk menentukan siapa capres dan cawapres yang akan maju di Pilpres 2019. Denny mengungkap ada beberapa kekuatan yang bisa menjadikan JK sebagai king maker.

"Pertama, koneksinya kepada Partai Golkar dia dekat ketua umum dan banyak kaki di sana. Kedua, koneksinya terhadap kalangan muslim, dia ketua Dewan Masjid dan saat ini kedekatan ini menjadi sumber daya politik yang penting. Dia juga konektor penting bagi pengusaha pribumi untuk ikut menggolkan capres di 2019. JK juga punya kendaraan baru, yaitu Institut Lembang Sembilan itu akan menjadi think tank-nya," papar Denny.

"Jadi JK bisa menjadi king maker menjadi orang yang powerful di 2019 ini. Jadi kalau dia muncul sebagai wapres itu tidak lagi pencapaiannya, jadi capres dia juga tidak lagi punya passion, tapi jadi king maker yang punya pengaruh itu tantangan berikutnya. Jadi 2019 itu hal terakhir di mana Jusuf Kalla berubah dari politisi menjadi negarawan," pungkasnya.

(van/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads