"Tidak perlu disikapi oleh Pemerintah RI. Ini kan pandangan komikus bukan pandangan pemerintah Jepang. Di sana mungkin kan ada kebebasan berpendapat," ujar Hikmahanto kepada detikcom, Minggu(26/2/2018).
Menurut Hikmahanto sindiran Onan tidak perlu dilebi-lebihkan. Yang bertanggung jawab atas sindiran tersebut adalah Onan sediri dan bukan pemerintah Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hikmahanto pun menyebut kasus serupa saat kartunis asal Prancis yang kala itu menggambarkan Nabi Muhammad SAW. Yang dituduhkan dan bertanggung jawab kala itu adalah kartunis dan majalah yang menerbitkan.
"Misalnya waktu ada kartunis di Perancis yang menggambarkan Nabi (Muhammad SAW) kan tidak dituduhkan ke negara Perancis melainkan ke majalahnya. Ke Pimred dan kartunisnya," ucapnya.
Hikmahanto menilai wajar jika publik di Tanah Air marah akibat sindiran Onan tersebut. Hal itu karena masyarakat memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
"Berarti rasa nasionalisme masih ada dan ini merupakan bentuk dari bela negara. Tapi saya yakin ada juga masyarakat kita yang setuju dengan penggambaran oleh kartunis Jepang tersebut. Namanya era demokrasi dan masyarakat sudah terbelah dengan dua polar yang berbeda," imbuhnya.
(nvl/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini