Bamsoet: Ayah Menjadi Panutan dan Inspirasi Terbesar dalam Hidup Saya

Bamsoet: Ayah Menjadi Panutan dan Inspirasi Terbesar dalam Hidup Saya

Suci Rizqi Lestari - detikNews
Minggu, 25 Feb 2018 11:53 WIB
Foto: Dok DPR
Semarang -

Ketua DPR Bambang Soesatyo yang akrab disapa Bamsoet menyambangi makam ayah kandungnya S.E. Prijono di pemakaman Joyokusomo, Dukuh Margosari, Kabupaten Semarang, Sabtu (24/2/2018). Bamsoet berziarah ditemani Ibu, istri, dan anak-anaknya

Bamsoet menyempatkan berziarah di sela-sela kunjungannya di Semarang untuk menghadiri dua acara penting. Kedua acara itu yakni penganugrahan PWI Jawa Tengah dan Jogyakarta sekaligus acara peluncuran Buku 'Buya Syafii Maarif sebagai Seorang Jurnalis, serta Peresmian Gedung baru Suara Muhammadiyah di Jogyakarta.

"Dari dulu sesibuk apa pun, saya pasti akan sempatkan waktu untuk berziarah mengunjungi makam ayah saya. Apalagi, walaupun saya lahir dan besar di Jakarta, sangat banyak kenangan sewaktu kecil di Desa Margosari ini yang merupakan kampung halaman ayah saya," papar Bamsoet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat berziarah di makam ayahnya yang meninggal pada 6 Januari 1977, Bamsoet tak kuasa menahan haru. Tetesan air mata tampak mengalir di pipi mantan Ketua Komisi III ini ketika berdoa dan menaburkan bunga di makam ayahanda tercinta.

"Ayah menjadi panutan dan inspirasi terbesar dalam hidup saya. Tanpa bimbingan, gemblengan keras serta doa restu kedua orang tua, tidak mungkin saya bisa menjadi seperti sekarang ini," tutur Bamsoet.

Dengan mengunjungi makam ayahnya, Bamsoet mengaku dirinya merasakan kedamaian. Ia juga menyadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Bamsoet berharap jika kelak menghadap Tuhan YME, bisa dipertemukan dengan ayah tercintanya.

"Ziarah ke makam menyadari bahwa kehidupan di dunia hanya sementara, kehidupan di akhiratlah selamanya. Karena itu saya selalu mengajarkan kepada anggota keluarga berbagai nilai kebaikan yang dulu pernah diajarkan Ayah kepada saya. Insya Allah, kelak kami sekeluarga bisa kembali dipertemukan di Surga. Amin," sambungnya.

Bamsoet mengungkapkan, semasa hidupnya, sang ayah tak pernah menuntut dirinya mengikuti jejaknya sebagai tentara ataupun memintanya menjalani profesi tertentu. Sepeninggal sang ayah, Ibunda tercinta juga membebaskan Bamsoet memilh jalan hidup.

Sewaktu kecil, Bamsoet bercita-cita menjadi seorang dokter. Untuk meraih cita-citanya itu, Bamsoet mati-matian berjuang agar bisa masuk jurusan IPA. Namun setelah lulus SMA, ternyata ayah delapan anak ini justru masuk Fakultas Ekonomi. Setelah lulus dari perguruan tinggi, Bamsoet pun melanjutkan berkarir menjadi wartawan, pengusaha, dan sekarang menjadi politisi.

"Sejak kecil saya dibebaskan mau memilih karir apapun. Terus terang saya tidak memiliki cita-cita muluk menjadi pejabat negara. Semuanya mengikuti takdir Allah dan garis tangan," ungkap Bamsoet.

Meskipun demikian, ayah Bamsoet yang memiliki latar belakang sebagai tentara selalu menanamkan nilai kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kejujuran, dan keberanian kepada Bamsoet juga seluruh anggota keluarga. Nilai-nilai tersebut selalu dipegang Bamsoet dalam mengarungi kehidupan selepas ayahnya pergi menghadap Sang Khalik.

"Dalam semua profesi yang saya jalani, nilai-nilai yang dulu ditanamkan Ayah selalu saya pegang tinggi dan menjadi pegangan dalam mengarungi kehidupan," tutup Bamsoet.

(ega/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads