Warga Jakarta yang bertanya-tanya salah satunya menyampaikan lewat Twitter. Mereka bertanya kabut yang muncul tersebut disebabkan polusi, mendung, atau memang kabut.
Ini Jakarta lagi mendung, berkabut, ada asap atau polusi sih? pic.twitter.com/m70KizAJPq
β Maria Tri Handayani (@martriya) February 23, 2018
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini Jakarta berkabut karena embun pagi apa polusi? Asli serem bener liatnya. :(
β Afandy Amer (@AFDYAMER_) February 23, 2018
Kabag Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko mengatakan munculnya kabut tersebut sebagai fenomena biasa. Dia menegaskan kabut yang muncul bukanlah asap.
"Itu kabut biasa, kabur udara dingin. Tapi bukan kabut asap ya. Kabut udara dingin adalah fenomena biasa," kata Hary saat dihubungi, Jumat (23/2/2018).
Dia mengatakan kabut ini biasa muncul jika sehari sebelumnya terjadi hujan. Sehingga air yang turun membuat suhu di lapisan dekat permukaan bumi lebih dingin dibanding di atasnya.
"Lapisan dekat permukaan bumi ini tingginya 1.000-2.000 meter di atas tanah. Kabut muncul dalam kondisi udara dingin yang termampatkan, mengendap," paparnya.
![]() |
Hary mengatakan kabut ini akan hilang seiring dengan berjalannya waktu. Posisi matahari yang semakin tinggi dan suhu permukaan bumi yang semakin naik perlahan akan menghilangkan uap yang melayang di dekat permukaan tanah.
Meski kabut biasa muncul pada dini hari atau awal pagi, Hary menegaskan hal ini sebagai fenomena alamiah.
"Jadi memang pagi ini Jakarta seperti Puncak. Itu biasa terjadi yang alamiah. Kabut yang terjadi saat ini bukan kabut asap," ucap dia.
Rasa penasaran warga salah satunya tersebar di media sosial. Banyak yang mempertanyakan asap yang mengambang di langit Jakarta. (jbr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini