"Saya kira kalau kita belum memasuki dan menyelami, (filateli) mungkin kelihatannya adalah hobi yang sudah tidak lagi relevan. Menurut saya ini bagian dari material culture. Saya sendiri ikut mengoleksi baik secara tematik dan juga secara histori," beber Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/2/2018).
Fadli yang juga merupakan Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) ini mengatakan hal tersebut dalam acara Pelantikan Pengurus Daerah (PD) PFI Jateng periode 2017-2022, di Gedung Pramuka, Semarang, Rabu (21/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya lihat apa yang telah kita capai hampir selama 73 tahun Indonesia merdeka, identitas perangko itu ada. Meski kita sudah di era digital, kadang kita rindu dengan hal-hal yang sifatnya material karena kalau pegang aslinya rasanya lain dengan yang digital," tuturnya.
Saat ini, Fadli berpandangan, Indonesia mendapatkan tantangan untuk menciptakan perangko-perangko yang lebih kreatif. Terlebih, di tengah kondisi generasi muda yang tak lagi mengenal perangko. Sebab, kreativitas perangko-perangko dari luar negeri, menurutnya sudah luar biasa.
"Perangko kita memang mulai kreatif. Tidak hanya dilem kertas dan dicetak, tapi sudah menggunakan macam-macam bahan. Ini tantangan dan supaya bisa menarik generasi muda saat ini yang mungkin sangat jauh imajinasi dari perangko," ungkapnya.
Fadli menyampaikan di samping sebagai salah satu bentuk artefak sejarah, perangko juga bernilai ekonomi tinggi. Nilai ekonomi yang tinggi dipengaruhi oleh kelangkaannya dan peristiwa yang terekam di dalamnya.
"Kegiatan mengumpulkan perangko juga dapat membentuk sifat dan sikap mental yang positif, antara lain semangat berburu perangko untuk melengkapi koleksi, sabar saat perangko belum lengkap serinya, tekun dalam menyusun koleksi, hati-hati supaya perangko tidak rusak. Selain itu juga kreativitas dan seni dalam menyusun perangko pada lembaran album, serta teliti, cermat, dan jeli supaya dapat membedakan perangko yang mahal, langka, atau biasa," kata Fadli.
Sementara itu, Ketua PD PFI Jateng, Slamet Budi Prayitno menyatakan, jajaran kepengurusannya berharap banyak kaum muda yang kembali menyenangi hobi filateli. Sebab, filateli merupakan bagian dari artefak sejarah atau salah satu bukti sejarah.
"Melalui filateli kita bisa membaca dan bisa mengetahui sejarah dari filateli yang pernah diproduksi dalam berbagai momen dan pada periode tertentu dengan tema-tema tertentu. Ini saya kira bahan pendidikan yang cukup penting untuk bangsa ini. Jadi saya sangat terpanggil," ucap dia.
Nilai sejarah yang terkandung dalam filateli, imbuh Budi, juga bisa membantu menyelesaikan persoalan jika ada perdebatan sejarah karena bisa menjadi alat pembuktian.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono KS MP menyambung, hobi mengumpulkan perangko bukanlah hobi orang gila seperti yang disebut pengurus demisioner PFI Jawa Tengah, Sugiyanto. Sebab, pehobi filateli pastilah orang yang cermat. Kalau tidak cermat, pasti tidak mengetahui value yang ada di dalamnya.
(nwy/ega)