"Dari dulu (Saya motret). Saya punya koleksi foto-foto. Saya sering memotret event-event yang di mana mata saya punya kenangan. Kan ini bukan soal saya sebar, ini adalah untuk dokumentasi saya jadi saya datang ke suatu tempat di mana begitu banyak orang memotret tapi tidak ada satu pun yang punya rekaman atas orang yang bekerja itu," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2018).
Anies kemudian menceritakan pada saat dirinya mendokumentasikan wartawan ketika konferensi pers di kompleks Stadion Gelora Bung Karno (GBK) di Senayan, Jakarta, Senin (19/2) lalu. Menurutnya, momen itu penting didokumentasikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Foto yang diambil Anies. (Dokumen Anies Baswedan) |
Anies punya alasan sendiri suka mendokumentasikan wartawan. Sebab, katanya, wartawan merupakan orang di balik layar dalam pemberitaan.
"Biasanya yang diambil foto itu adalah kita, dan saya sering perhatikan teman-teman yang bekerja di belakang layar itu tidak pernah kelihatan padahal itu teman-teman yang bikin narasinya, semua persepsi yang terbentuk di publik teman-teman yang membentuknya tapi teman-teman tidak pernah muncul ke permukaan. Nah izinkan saya punya dokumentasi atas teman-teman kerja," katanya.
Anies melihat foto-foto akitivitas wartawan dari hasil jepretannya sesuatu yang unik. Karena itu, Anies tak ragu mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan momen wartawan yang sedang bekerja.
"Jadi ini adalah sesuatu yang unik kan nggak ada yang punya gambar ini, only us. Saya kadang merasa apa yang saya lihat akhirnya jadi memori ada HP saya rekam. Tadi tuh unik lho, ada yang berlutut, ada yang serius, ada yang mikir," tuturnya. (idn/idh)












































Foto: Foto yang diambil Anies. (Dokumen Anies Baswedan)