Pria yang akrab disapa Zulhas itu menampik jika dikatakan pertemuan ini digelar untuk membahas Pilpres 2019. Kata Zulhas, hajat politik lima tahunan itu masih jauh untuk dibahas.
"Masih jauh, Belanda. Nantilah kita urus rakyat dulu sekarang nih gimana ulama biar senang, petani senang, itu dulu. Capres-capres masih lama itu mah," kata Zulkifli saat menghadiri seminar 'Menghadapi Fenomena Pendzaliman terhadap Ulama' di Aula DDII, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sama Pak Presiden kan sering sehari-hari itu sering sekali, teman-teman karena nggak perlu diberi tahu banyak hal yang saya sampaikan karena saya ini kan koalisi pemerintah ya, kita kan pendukung pemerintah, tentu kalau saya dengar dari publik yang disampaikan ke kami, saya akan sampaikan dengan santun," tutur Zulkifli, yang saat ini menjabat Ketua MPR.
Dalam pertemuan itu, Zulkifli mengaku lebih banyak menyampaikan keluhan masyarakat. Salah satu yang dibahas adalah soal harapan petani yang meminta pemerintah tak mengimpor jagung.
"Misalnya hal-hal seperti ini kita sampaikan ke Presiden umat resah, ya kita akan segera tangani, kira-kira gitu. Kedua, misalnya ada juga yang ngeluh Presiden sudah membantu kami traktor sehingga dulu kerja 30 hari sekarang 2 hari aja cukup, terus nganggur dibantu dikasih bibit jagung nanem jagung biar jagung nggak impor lagi.... Itu selalu saya sampaikan walaupun tidak terbuka," ujarnya.
Pertemuan Zulkifli dengan Presiden Jokowi itu dilangsungkan di Istana Kepresidenan pada Senin (19/2). Saat itu, Zulhas keluar dari Istana sekitar pukul 11.30 WIB.
Tak ada keterangan yang disampaikan seusai pertemuan tersebut. Elite PAN lainnya pun tak mengungkap isi pembahasan dalam pertemuan.
Pertemuan diam-diam ini menarik lantaran pada Agustus 2018, parpol sudah harus menentukan sikap di Pilpres 2019. PAN merupakan salah satu partai pendukung pemerintah Jokowi saat ini. (knv/jbr)











































