"Nanti kita lihat di mana dia suka kalau memang dia suka di situ nanti kita lihat pimpinan yang memutuskan," kata Saut kepada wartawan di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (19/2/2018).
Saut berharap Novel dapat memberikan semangat baru bagi pegawai KPK lain. Selain itu, Saut menyebut KPK tetap akan terus menindaklanjuti perkembangan kasus teror penyiraman air keras pada Novel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian prosesnya ini nanti masih kita lihat karena memang mengumpulkan bukti dari Polri kan tetap laporan ke kita prosesnya seperti apa jadi itu sudah pasti," imbuh Saut.
Selain itu, Saut menyebut pastinya kepulangan Novel akan mendapatkan pengawalan. "Ya itu sudah praktis ya tidak hanya kepada Novel tetapi yang lain juga ada penanganan khusus," ujar Saut.
Novel Baswedan mengalami teror penyiraman air keras di depan masjid di dekat rumahnya setelah menjalankan salah subuh pada 11 April 2017. Sejak saat itu, Novel harus dirawat di Singapura hingga harus menjalani beberapa kali operasi untuk menyembuhkan kondisi matanya.
Hingga kini koordinasi antara KPK dan Polri terus dilakukan, tapi pelakunya belum juga ditemukan. Polisi bahkan sudah menyebarkan sketsa wajah terduga pelaku penyerangan Novel Baswedan. Sementara itu, berbagai pihak mendorong Presiden Joko Widodo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) atas kasus yang menimpa penyidik senior KPK ini.
(dhn/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini