Dari data yang dihimpun detikcom, kericuhan terjadi saat paslon nomor urut 1, David Hadrianto-Eduar Kohar melakukan orasi. Namun, orasi itu dinilai menyinggung pasangan lain di kawasan Pulau Emas, Kabupaten Empat Lawang, Minggu (18/2) sore.
Suasana semakin memanas saat paslon nomor urut 2, Joncik Muhammad-Yulius menyampaikan orasi politik dan diminta turun oleh pendukung paslon lawan dari panggung. Saat itulah kericuhan mulai tak terbendung dan suasana semakin keruh hingga malam harinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belajar dari kasus tersebut, Aspahani mengimbau kepada seluruh KPU di 9 kabupaten/kota yang meyelenggarakan pilkada serentak, agar lebih bisa selektif dalam menentukan siapa yang harus bicara dalam forum. Sehingga tidak akan menyebabkan terjadi singgungan dan saling sindir.
"KPU Sumsel sebenarnya selalu selektif dalam menentukan siapa yang harus bicara dalam forum. Seharusnya itu juga dilakukan oleh KPU di daerah, jangan sampai hal-hal atau konten yang tidak berkenan disampaikan, apalagi sampai menyinggung dan menyebabkan perpecahan," sambung Aspahani.
Sebagaimana diketahui, Kabupaten Empat Lawang memang telah dipetakan oleh Polda Sumsel masuk dalam daerah rawan konflik kepentingan. Selain Empat Lawang, daerah rawan lain yakni di Kota Pagaralam, mengingat disana terdapat 6 paslon peserta pilkada yang bertarung.
Akibat kericuhan ini, polisi diketahui telah mengamankan beberapa orang diduga sebagai provokator yang menjadi penyebab terjadinya kericuhan. Polisi dan TNI bekerjasama mulai melakukan peningkatan keamanan di sejumlah lokasi rawan di Empat Lawang. (idh/idh)











































