Suasana di kantor KPUD Bone, Jl Gatot Subroto, Kelurahan Biru, Kecamatan Tanete Riattang, Bone, Sulsel (16/2/2018) menjadi gaduh saat pihak KPU yang dijaga ketat petugas kepolisian menutup rapat pintu kantor dan tidak menemui pihak pendemo yang ada di luar halaman. Pihak pendemo yang berusaha merangsek masuk guna menemui pihak KPU dihalangi petugas kepolisian sehingga terjadi aksi saling dorong.
Massa beraksi di depan kantor KPUD Bone. (Zulkipli Natsir/detikcom) |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berkas dukungan hilang, dibawa ke rumahnya. Kenapa bisa dibawa ke sana? Itu bukan kantor KPU, mari kita bakar rumah Ketua KPU," seru seorang orator di tengah massa pendukung dengan berulang-ulang.
Kedatangan massa ini kemudian menuntut dihentikannya proses rekapitulasi dukungan KTP elektronik tahap kedua. Mereka menilai banyak kecurangan yang ditemukan, termasuk hilangnya berkas dukungan sebanyak 3 ribuan.
"Sudah beberapa tahapan kami dibohongi, mungkin ada tusukan dari samping, jadi dia mengharapkan Umar-Madeng tidak bisa lolos, itu saja intinya. Dan lagi kertas dukungan seharusnya tidak pantas diberikan di rumahnya, lalu dihilangkan. Kami tuntutannya ke sini tidak lagi mau melalui tahap verifikasi," ungkap Suardi selaku massa dan anggota tim pemenangan pasangan calon tersebut saat dimintai konfirmasi detikcom di lokasi demo.
Kantor KPUD Bone dijaga aparat. (Zulkipli Natsir/detikcom) |
Sementara itu, Ketua KPUD Bone Aksi Hamzah tak kemudian menerima perwakilan demonstran untuk berdialog. Menurut Hamzah, sikap KPUD sudah sesuai aturan yang ada.
"Sekarang hari libur, gong xi fa cai, sesuai undang-undang, kami tidak bisa terima, karena kapan kami terima itu bisa fatal bagi kami pihak KPU jika diserang paslon lainnya," kata dia.
Sedangkan untuk ancaman massa yang akan membakar rumahnya, Ketua KPU pun menyatakan akan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak hukum sesuai aturan yang ada. (bag/bag)












































Massa beraksi di depan kantor KPUD Bone. (Zulkipli Natsir/detikcom)
Kantor KPUD Bone dijaga aparat. (Zulkipli Natsir/detikcom)