Catatan arsip kompeni Inggris untuk Hindia Timur yang disimpan di India Office London menuliskan terjadi perdagangan antara Inggris dan orang Tionghoa di Kelapadua pada 1635. Pada tahun itu, Sultan Abulmafakir tinggal di sana.
"Pada bulan Desember tahun yang sama tercatat bahwa para pedagang dari loji Inggris di Banten pergi ke Kelapadua untuk membeli sebanyak mungkin gula yang dapat dimuat di kapal mereka," tulis Guillot.
Pada 1638 dan 1640, juga terjadi kontrak perdagangan di bawah pengawasan sultan dengan penghasil gula dari Tionghoa. Muncul nama pengusaha bernama Chyen, yang dikenal dengan nama Janco.
Sedangkan pada 1673, seorang Denmark bernama Cortemunde menuliskan daerah ini sebagai penggilingan gula dan penyulingan arak. "Empat mil dari kota, terdapat di dekat sungai sebuah tempat lain yang cantik yang dinamakan Cappadoa, kampung besar dengan penggilingan gula yang bagus sekali serta banyak penyulingan gula."
Sayangnya, catatan Belanda untuk daerah Kelapadua, menurut Guillot, tidak memberikan informasi peran ekonomis daerah ini bagi kesultanan Banten. Hanya catatan bahwa daerah ini pernah menjadi tempat tinggal Sultan Haji saat dimulainya perang Batavia-Banten.
Juga, catatan bahwa ada seorang syahbandar Tionghoa dari Indramayu bernama Anga Pradana atau Poequesia atau Poua Quesia dipenjara di daerah ini. Ia kemudian dibebaskan atas bantuan Cakradana, seorang syahbandar kepercayaan Sultan Ageng.
Guillot mengatakan catatan-catatan di atas menunjukkan Kelapadua merupakan pusat orang Tionghoa di Banten. Tinggal, menurutnya, bagaimana menerangkan bahwa mengapa sultan berada di sana antara 1635 dan 1678.
"Kelapadua telah menjadi lebih penting daripada ibu kota lama di Banten Girang di tepi Sungai Cibanten. Tampaknya, ibu kota lama ini tidak pernah ditinggalkan oleh penguasa Banten," tulisnya.
Akhirnya, kegiatan menghasilkan gula di Kelapadua oleh Tionghoa selesai begitu Belanda menguasai Banten. Muncul daerah lain penghasil gula, yaitu di Tanjung Kait dan Sumurangsana di pantai utara sebelah barat Sungai Cisadane. Dengan demikian, tulis Guillot, Belanda dapat dengan mudah memonopoli gula dari Banten sejak 1682 untuk dibawa ke Batavia. (bri/jat)