Kasi Data dan Informasi BMKG Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang, Zakaria, mengatakan siklus cuaca panas menyengat seperti sekarang terjadi setiap tahun saat memasuki masa pancaroba atau masa peralihan dari satu musim ke musim berikutnya. Dalam musim pancaroba ini, gejala cuaca yang ditimbulkan adalah hujan semakin berkurang. Jika turun hujan, itu pun hanya hujan lokal dengan durasi yang singkat serta intensitas ringan hingga sedang.
Baca juga: Melbourne Alami Mati Lampu di Malam Terpanas |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keadaan cuaca seperti ini diperkirakan akan berlangsung hingga akhir Februari atau awal Maret. Pada pertengahan Maret hingga awal April, diprediksi akan ada sedikit penambahan curah hujan di sejumlah daerah. Hal ini disebabkan, pada 23 Maret, posisi matahari tepat berada di garis Khatulistiwa.
"Maka ada sejumlah daerah di Aceh terpengaruh terhadap fenomena ini. Dan dalam meteorologi disebut dengan daerah ekuatorial karena ada peningkatan curah hujan di saat matahari berada pada garis ekuator (garis edar matahari)," jelas Zakaria.
Terkait cuaca panas menyengat, BMKG mengimbau masyarakat menjaga kesehatan dengan mengonsumsi buah dan air yang banyak agar tidak terjadi dehidrasi serta memakai masker dan helm yang dapat melindungi kepala serta mata dari debu.
"Yang sangat kami wanti-wanti adalah tidak membuka lahan dengan membakar hutan, tidak membuang puntung rokok di rumput atau hutan gambut, agar menjaga dan menyiram api pembakaran sampah bila mau bepergian. Terakhir pastikan api kompor sudah dimatikan sebelum tidur/bepergian," ungkapnya. (rvk/rvk)











































