"Saya itu seorang filatelis (orang yang gemar membuat koleksi dan menyelidiki prangko) waktu SD-SMP albumnya masih ada sampai sekarang dan saya tidak mau beli prangko yang biasa dijual di Gunung Agung, rasanya nggak keren gitu," kenangnya sembari tertawa.
Anies menceritakan hobinya itu saat sambutan peluncuran prangko Asian Games 2018 di Gedung Pos Ibukota Lantai 2, Jalan Lapangan Banteng Utara No 1, Jakarta Pusat, Kamis (15/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang saya lakukan datang titip ke orang tua di kampus dan di kampus itu banyak surat-surat. Apa yang saya lakukan, saya minta amplopnya saja dan itu sebagian saya kumpulkan, sebagian saya gunting prangkonya," ujarnya.
Selain itu, Anies menceritakan kebiasaannya berkirim surat kepada putra-putrinya. Kebiasaan berkirim surat itu dilakukan sebelum dirinya menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menjelaskan kerap mengirim surat untuk anak sulungnya, Mutiara Annisa Baswedan.
"Ini pengalaman saya kalau saya keluar negeri saya selalu beli kartu pos dan beli prangko ditempel, lalu kartu posnya dikirim ke Indonesia kepada anak saya di sekolah dan dikirimnya ke sekolah, bukan ke rumah, dan saya tulis di situ saya sedang berada di sini belajar yang rajin semoga bisa lihat ke tempat yang ayah datangi,"kata Anies.
"Itu kartu posnya prangkonya selalu ada di situ (sekolah). Kadang-kadang anak saya suka protes kalau saya pulang, malu dipasang di kantor guru. Jadi kartu pos itu dipasang sesekolah itu tahu ada kiriman. Sekarang saya udah nggak kirim lagi, sudah gitu saya nggak pernah lagi ke luar negeri, urusannya sekarang Cilincing, Ciputat, nggak ada Chicago," sambung Anies seraya tertawa.
Anies melanjutkan pengalamannya dengan surat dan prangko itu bisa dijadikan pembelajaran sekaligus identitas bangsa dan negara.
"Ini pengalaman dengan prangko itu membuat kita menyadari bahwa, bagi saya, saya ini warga Yogya, warga Indonesia, dan sekaligus warga dunia. Tandanya apa, yaitu prangko dari seluruh dunia," jelasnya. (idn/idh)