Guna mencegah hal itu terulang, Polres Bogor melakukan upaya preventif dengan mengamankan sejumlah ODMK yang berkeliaran di jalan. Operasi sudah berjalan selama dua hari dan sudah ada 16 ODMK yang diamankan polisi.
Dicky mengatakan beberapa di antaranya diamankan hanya mengenakan pakaian dalam. Ada juga yang berpakaian compang-camping.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi kemudian membawa mereka ke kantor kepolisian. Di sana, para ODMK ini dimandikan hingga disuapi oleh anggota kepolisian serta diberi pakaian yang layak, sebelum akhirnya dibawa ke Suku Dinas Sosial Kabupaten Bogor untuk penanganan lebih lanjut.
Beberapa di antaranya dipulangkan ke pihak keluarga setelah polisi melakukan identifikasi.
"Sisanya kami serahkan ke Dinas Sosial untuk dilakukan pendataan dan penanganan," imbuhnya.
Polisi menggunakan alat mambis untuk mengidentifikasi para ODMK ini. Setelah diketahui alamat masing-masing, Polres Bogor meminta bantuan ke Polres setempat guna menyampaikan kabar ditemukannya ODMK di wilayah Bogor ke anggota keluarganya.
Salah satunya Kholifa Irosyidin (31), warga Musi, Banyuasin, Sumatera Selatan. Lewat bantuan Polres setempat, Polres Bogor berhasil menghubungi keluarga Kholifa.
"Dan dari keterangan keluarga Kholifa, memang yang bersangkutan mengalami gangguan jiwa dan ada surat keterangan dari RT setempat juga yang diterbitkan tahun 2013," tuturnya.
Selain untuk mencegah terjadinya penganiayaan terhadap ulama dan masyarakat, polisi mengamankan para ODMK agar mereka tidak mengalami kekerasan atau tindakan menyimpang lainnya. Kapolres pun mengimbau masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh berita yang tidak benar ketika bertemu dengan ODMK.
Polda Banten dan Dinsos Razia Orang dengan Gangguan Jiwa
Polda Banten melakukan langkah terkait maraknya isu penyerangan terhadap tokoh agama. Seluruh jajaran Polres diminta melakukan razia bersama Dinas Sosial, khususnya terhadap orang gila yang berkeliaran.
Kapolda Banten Brigjen Listyo Sigit Prabowo mengatakan razia terhadap orang gila sudah diinstruksikan sejak Selasa (14/2) kemarin. Razia dilakukan sampai situasi kondusif dari isu-isu penyerangan tokoh agama oleh orang gila.
Apalagi, Listyo mengatakan, dalam waktu dekat, ada 3 pilkada di daerahnya. Termasuk pada tahun depan akan memasuki tahun politik, yaitu pileg dan pilpres.
"Harapan kita jangan sampai terjadi lagi korban atas berkembangnya isu ini," kata Listyo kepada wartawan di Kota Serang, Banten, Rabu (14/2).
![]() |
Selain itu, ia mengatakan seluruh jajaran Polres sudah bergerak melakukan pertemuan dengan tokoh ulama di Banten. Dari pertemuan tersebut, TNI, Polri, dan tokoh ulama sepakat warga tak perlu terbawa isu penyerangan terhadap ulama.
"Kita sepakat bersinergi, terutama dengan ulama. Kalau ada masalah, TNI dan Polri tidak tinggal diam. Kalau ada, apalagi penyerangan terhadap ulama, kita yang akan menghadapi itu semua," paparnya.
Ia juga meminta warga tidak khawatir dan panik atas berkembangnga isu penyerangan ulama. Bila ditemukan seseorang yang mencurigakan, ia meminta agar melaporkan hal tersebut kepada kepolisian.
"Jangan sampai terpancing isu dan mengambil langkah sendiri," ucapnya lagi. (rvk/rvk)