"Kalau perbaikan jalannya paling lama 14 hari. Tapi kan harus turap yang longsor dulu dibenarkan baru jalan kita perbaiki. Jadi nanti turapnya sudah jadi, rapi semuanya, nanti jalannya langsung kita rapikan," kata Kasudin Bina Marga Jakarta Timur Juani Yusuf kepada detikcom, Rabu (14/2/2018).
Untuk perbaikan turap itu sendiri, Juani tidak bisa memastikan estimasi waktu penyelesaiannya. Sebab, perbaikan turap menjadi tanggung jawab Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BWSCC).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juani mengatakan, kerusakan yang terjadi pada turap cukup terjal sehingga diperlukan kehati-hatian saat memperbaikinya. Jalan retak itu pun akan ditutup untuk umum selama pengerjaan perbaikan turap agar tidak membuat keretakan semakin parah.
"Dilihat dari kerusakannya agak terjal juga kan. Jadi memang perlu ekstra hati-hati, nggak bisa dibuat buru-buru. Jalan yang di pinggir kali nanti rencananya mau ditutup dalam proses perbaikan," tuturnya.
Sebelumnya BMKG memastikan jalan retak tersebut bukan disebabkan adanya patahan aktif. Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Jaya Murjaya, mengatakan patahan aktif berada di bawah tanah yang dalamnya mencapai jarak kilometer.
"Retakan itu bukan karena patahan. BMKG tak meyakini ada patahan aktif. Karena itu skalanya sangat kecil. Bicara patahan itu, bicara di kedalaman bumi sana yang mungkin berkilo-kilometer," ungkap Jaya. (yas/nkn)











































