"Setelah kemarin mondok sebentar di Magelang, transit di Yogya. Dia melihat-lihat di internet, mana gereja yang deket-deket situ, di mana dia bisa beli senjata. Informasi yang kita terima seperti itu," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (13/2/2018).
Setyo mengatakan hingga saat ini Suliono masih dianggap sebagai penganut lonewolf terrorism. Artinya, dia melakukan aksi teror berdasarkan keinginan sendiri dan tidak terafiliasi dengan jaringan teroris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai sejauh ini kita masih melihat lonewolf. Dia dapat pemahaman yang keliru ya, dia belajar dari internet kemudian dia ingin melaksanakannya dari dorongan dia sendiri," ujar Setyo.
Sebelumnya, Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen Ahmad Dhofiri berkata Suliono mengaku menjual ponsel untuk membeli pedang. Pedang itulah yang dia gunakan untuk melukai Romo Karl Edmund Prier, seorang polisi Aiptu Aal Munir, dan beberapa jemaat Gereja Santa Lidwina pada Minggu (11/2).
"Sementara memang ada keterangan pelaku jual ponsel untuk beli pedang," ucap Brigjen Ahmad Dhofiri dalam jumpa pers di Mapolda DIY, Ring Road Utara, Sleman, Senin (12/2).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini