Penyerahan keempat satwa ini dilakukan di halaman Kantor BKSDA Aceh, Senin (12/2/2018) sore. Setelah serah terima, satwa-satwa ini kemudian dimasukkan ke dalam kandang besi di kantor BKSDA. Dokter hewan BKSDA ikut memeriksa kondisi hewan tersebut.
Dandim Iwan mengatakan, satwa-satwa ini diserahkan warga di tiga kecamatan di Aceh Besar sekitar empat hari lalu. Proses penyerahan ini setelah personel Babinsa Kodim 0101 BS melakukan edukasi kepada warga di Indrapuri, Lamteuba dan Lhoong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu warga menyerahkan keempat hewan tersebut, pihaknya kemudian melakukan komunikasi dengan BKSDA. Menurutnya, satwa dilindungi tersebut perlu diselamatkan agar ke depan menjadi bekal informasi kepada anak cucu.
"Di Aceh lingkungan semakin terdesak karena masyarakat buka lahan sehingga ekosistem mereka terancam. Kalau kita biarkan (satwa ini) sulit berkembang," jelas Iwan.
Sementara itu, Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo, mengatakan, keempat satwa yang diserahkan tersebut akan diupayakan untuk dilepasliarkan kembali ke habitatnya. Namun jika tidak memungkinkan, maka hewan-hewan tersebut akan dipelihara di lembaga konservasi resmi.
"Kita upayakan untuk melepas liarkan kembali. Kita akan latih, kita akan kenalkan dengan makanan-makanan yang ada di dalam setelah siap kita akan kita liarkan, kalau sudah menurut ahlinya sudah siap diliarkan," ungkap Sapto.
Menurut Sapto, satwa trenggiling dan rangkong saat ini dalam status terancam punah dan kritis. Hal ini akibat maraknya perdagangan.
"Trenggiling itu sangat terancam dan kritis karena maraknya perdagangan," ungkap Sapto. (asp/asp)











































