Berdasarkan keterangan dari Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat yang diterima detikcom, Jumat (9/2/2018), jembatan gantung itu melintang di atas Sungai Lematang, menghubungkan Desa Berugo dengan Tanjung Dalam, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.
Jembatan sepanjang 200 meter dengan lebar 1,8 meter yang dibangun Pemerintah Kabupaten Muara Enim pada 2006 itu pernah diperbaiki pada 2009 dan 2014, tapi kini kembali rapuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebenarnya ada rakit yang disewakan untuk menyeberang sungai di bawah jembatan. Namun menyeberang menggunakan rakit memerlukan ongkos. Warga perlu lebih mudah melintasi sungai tanpa risau soal biaya.
![]() |
Mendengar kondisi jembatan gantung yang rusak, Panglima Kodam II/Sriwijaya bergerak. Panglima Kodam bernama Mayjen TNI AM Putranto itu langsung memerintahkan Komandan Kodim 040/Muara Enim Letkol Inf Teady Aulia Mulya Aji meninjau kondisi jembatan.
Sehari setelah survei, yakni Selasa (6/2) lalu, para prajurit Kodam II/Swj mulai bekerja. Mereka memperbaiki jembatan sampai hari ini. Rencananya, pekerjaan tersebut akan selesai pekan depan.
"Anak-anak sekolah yang dari sini tetap harus ke sana, bisa dibayangkan kalau mereka menjadi korban, terjatuh dan sebagainya. Jadi tujuan utama adalah kita menyelamatkan generasi muda untuk tetap bisa bersekolah dan kami targetkan tiga minggu jembatan ini selesai diperbaiki", kata Mayjen TNI AM Putranto.
Perbaikan jembatan gantung ini bukan pekerjaan mudah. Angin berembus kencang sehingga jembatan rapuh ini bergoyang-goyang. Memang ini perlu penguatan konstruksi jembatan. Melihat kondisi itu, Putranto memerintahkan prajuritnya berhati-hati memperbaiki jembatan.
Menurut Kepala Desa Berugo Desi Aryani, kerusakan jembatan tersebut sudah terjadi setahun yang lalu. Selain biasa digunakan anak sekolah, keberadaannya sangat dibutuhkan warga karena menjadi akses pergi ke kebun dan untuk aktivitas sehari-hari. (dnu/fjp)