"Saya mendengar bahwa kita sudah relatively slightly unggul. Suatu perkembangan yang positif, karena Bu Khofifah start dengan handicap... karena beliau melawan pesaing yang bukan hanya inkumben karena dia bekerja, tapi dia bersosialisasi juga sangat ekstensif dalam waktu yang relatif panjang sebagai seseorang yang mau maju jadi gubernur," kata Emil saat berkunjung ke Transmedia, Gedung Trans TV, Jl Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (8/2/2018).
Meski mendengar kabar unggul sementara dari pesaingnya, yaitu pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno, namun Emil tak mau jemawa. Dia juga mengatakan tak merasa lebih hebat dibanding kompetitornya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada yang mengatakan karena satu-satunya perwakilan milenial itu adalah saya, karena calon lainnya berkisar 50 semua usianya, 50 kurang dikit atau 50 lebih dikit, maka kemungkinan itu bisa direbut. Tapi saya mengatakan tidak se-otomatis itu, teman-teman milenial itu sangat kritis, tidak asal comot anak muda terus mereka langsung menganggap ini wakil saya, saya harus membuktikan dulu, bahwa saya bisa menjawab harapan generasi milenial," ulas pria 37 tahun ini.
Untuk diketahui usia Puti Guntur 46 tahun, sementara Gus Ipul 53 tahun, sedangkan Khofifah Indar Parawansa 52 tahun.
![]() |
Kembali ke soal merebut suara milenial, Emil meyakini para anak muda yang juga disebut generasi Y ini ingin pemimpin yang responsif dan berpikir out of the box. Pria yang juga penyanyi jazz ini lalu menuturkan soal inovasi-inovasi yang dia lakukan selama memimpin Trenggalek, di antaranya: membuat FTV untuk mempromosikan Festival Kesenian Kawasan Selatan (FKKS); mengarahkan UKM-UKM yang sesuai selera anak muda, salah satunya jamur mantan; dan eksis di media sosial.
"Saya merasa ada keuntungan satu, saya punya track record sebagai seorang pemimpin yang bisa dilihat bagaimana eksistensi saya di media sosial apakah gaya kepemimpinannya itu berkenan di hati teman-teman itu saya kembalikan ke teman-teman milenial untuk menjawab. Cuma hasil analisa kita kemarin yang diminta generasi milenial itu pemimpin yang spontanious, inovatif, thinking outside the box, menggunakan approach-nya anak muda," tutur Emil.
Baca juga: Gandeng AHY, Emil Garap Pemilih Milenial |
Emil juga menyebut Presiden Jokowi sebagai contoh pemimpin milenial. Pria yang pernah menjadi World Bank Officer di Jakarta ini menilai gaya kepemimpinan Jokowi memenuhi selera pemilih milenial.
"Jokowi secara usia dia nggak... nggak milenial, tapi harus diakui orang-orang menganggap dia itu berkenan di hati milenial, karena spontanious-nya itu, benar-benar bukan pemimpin yang terkungkung birokrasi dan protokol," ujarnya. (tor/erd)