JK Minta Pertumbuhan Ekonomi Dibahas di Rapimnas Institut Lembang 9

JK Minta Pertumbuhan Ekonomi Dibahas di Rapimnas Institut Lembang 9

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Kamis, 08 Feb 2018 12:56 WIB
Wapres Jusuf Kalla (Foto: Muhammad Taufiqurrahman-detikcom)
Jakarta - Sejumlah pengurus Institut Lembang Sembilan menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk meminta arahan terkait rencana rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang akan diselenggarakan. Dalam pertemuan itu Wapres JK berpesan agar isu pertumbuhan ekonomi khususnya di tahun politik menjadi pembahasan rampinas.

Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Institut Lembang Sembilan Eva Kusuma Sundari usai menemui JK di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Kamis (8/2/2018). Eva dan sejumlah pengurus melaporkan persiapan rapimnas yang akan diselenggarakan pada 25-27 Februari mendatang.


"Jadi kami melaporkan kegiatan selama 4 tahun terakhir ini dan meminta arahan beliau untuk yang akan datang terutama ketika masuk kepada tahun politik. Kita minta arahan seperti apa sebaiknya untuk tahun yang penting ini. Beliau menyampaikan dan mengingatkan supaya tema dalam rapimnas ini fokus kepada menumbuhkan ekonomi di tahun politik, karena kecenderungannya di tahun politik orang banyak ngomong, lupa kerja," ujar Eva.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Eva, JK memandang kampanye politik di tahun politik akan efektif apabila mampu menunjukkan kinerja ekonomi khususnya pertumbuhan ekonomi. Terutama apabila pertumbuhan ekonomi tersebut dapat melampaui target yang sudah ditetapkan.


"Syukur-syukur bisa melampaui target yang sudah ditetapkan saat ini 5,3%, 5,4%, bahkan wapres konfiden kalau kita konvergen dan tidak jalan sendiri-sendiri, seharusnya bisa sampai 6%. Dan itu yang diingatkan dan mungkin pesan yang disampaikan kepada banyak pihak bahwa tahun politik harusnya fokus kepada pencapaian ekonomi," kata Eva.

Dalam pertemuan tersebut, JK juga menyebut pertumbuhan ekspor yang lambat jika dibanding dengan negara lain, khususnya ASEAN. JK mengingatkan adanya kesempatan yang hilang dalam ekonomi akibat adanya kesibukan politik yang kurang cerdas. Contohnya banyak yang hanya berbicara, namun lupa untuk bekerja.


"Tadi dicontohkan beliau bagaimana kita shock, bagaimana pertumbuhan ekspor kita itu lambat dibanding negara yang lain terutama Thailand dan Vietnam. Dan ternyata karena kelambanan kita untuk mempunyai FTA dengan negara target ekspor kita sehingga kita nebeng. Jadi untuk beberapa komoditi, karena FTA kita ndak punya, Thailand punya jadi kita kerja sama dengan Thailand sehingga mengeluarkan biaya-biaya yang tidak perlu sekaligus tidak cepat," ucap Eva menjelaskan isi pertemuannya dengan JK. (nvl/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads