"Ya kita imbal-imbalan (makanan dibawa dengan berantai) biar nggak berat jalannya," kata Matra'i saat ditemui detikcom di warungnya, Jalan Jatinegara Barat, Rabu (7/2/2018) malam.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terlanjur masak mau diapain? kan pas dibuka belum ada air pukul 20.00 WIB baru keluar air semata kaki," ujarnya.
Bagaimana cara mencuci lele sebelum digoreng serta piring bersih makan? "Langsung dicuci. Nyucinya di pindah ke jembatan sana," sambungnya.
![]() |
Soal mengoreng lele, Matra'i mengaku tak mengalami kesulitan. Sebab posisi pengorengan berada di tempat yang lebih tinggi dari permukaan air.
"Pengorengannya (di tempat) tinggi, air kan baru segini (di bawah pengorengan) kalau jam segini (pukul 20.00 WIB) belum naik pas jam 23.00 WIB baru kena pengorengannya (air -red)," ungkapnya.
Walaupun berjualan dalam keadaan terendam banjir, para pembeli di warung milik Matra'i tetap ramai. Edi, salah satu anak buah Matra'i menuturkan para pembeli malah antusias menikmati lele di tengah banjir
"Alhamduliah mereka malah eksis di bawah disuruh makan di atas nggak mau malah pengennya di bawah," tambah Edi.
"Ya katanya sih seru. Belinya sambil main air, jarang-jarang makan di atas air," timpal Abdul Haris, Anak buah Matra'i yang lain.
(ibh/imk)