"Produksinya ini dijual ke 9 provinsi. Harganya bervariasi, antara Rp 250 ribu sampai Rp 750 ribu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada wartawan di lokasi, Rabu (7/2/2018).
Parfum tersebut dijual ke DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Sumatera Barat, dan Sulawesi Tenggara. "Konsumennya paling banyak di Jabodetabek," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Argo mengatakan parfum tersebut dipromosikan tersangka di empat situs jual-beli online terkemuka. Sedangkan pemasarannya bisa dilakukan secara cash on delivery (COD) atau door to door.
"Kalau COD itu, konsumen memesan langsung kepada tersangka via handphone melalui WhatsApp, Line, BlackBerry Messanger, dan SMS. Nanti, setelah barang sampai alamat penerima, konsumen baru bayar," papar Kasubdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Imam Setiawan.
![]() |
Kanit V Subdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya Kompol Viktor Inkiriwang mengatakan, sebelum menjadi produsen parfum, tersangka HO alias J (38) pernah bekerja sebagai karyawan di toko parfum.
"Sehingga dia mencermati bagaimana cara membuat parfum," ujar Viktor.
Setelah keluar dari toko tersebut, tersangka mencoba merintis sendiri usahanya membuka pabrik parfum. Dia sudah tiga tahun memproduksi parfum KW berbagai merek dan memiliki pegawai sebanyak 20 orang.
"Modal awalnya dia Rp 100 juta. Omzetnya sudah mencapai Rp 36 miliar selama tiga tahun itu," tutur Viktor. (mei/ams)