Pantauan detikcom di RT 05 RW 08 Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Selasa (6/2/2018) sekitar pukul 14.00 WIB, dengan memakai sepatu bot, Syafruddin langsung menuju jalan-jalan yang semalam sempat terendam air. Dia sempat berbincang singkat dengan warga soal banjir.
Syafruddin mengatakan otoritas terkait sudah memberikan peringatan dini soal banjir. Namun derasnya aliran air membuat banjir tak bisa dielakkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang ada proses panjang, tapi kan peringatan dininya cepat. Dari BMKG itu satu hari 24 jam sebelum situasi ini kan sudah memperingatkan," sambungnya.
Syafruddin mengatakan media sudah berperan aktif menginformasikan soal banjir. Jika saja masyarakat sudah waspada, dampak banjir tidak bakal seperti ini.
"Saya rasa semua media mainstream sudah anu (memberitakan), mungkin masyarakat tidak begitu intensif merespons berita itu. Kalau masyarakat meresponsnya cepat, saya rasa tidak akan ada yang mencapai ekses yang begitu cepat. Kemudian jebol, nah itu yang kemudian membuat cepat," kata Syafruddin.
Dia berharap masyarakat yang terkena dampak banjir bisa segera pulih, dan anak-anaknya dapat bersekolah kembali. Syafruddin, yang merupakan Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, mengimbau seluruh pengurus Dewan Masjid DKI dan Jawa Barat untuk menjadikan tempat ibadah sebagai tempat penampungan bagi para pengungsi banjir.
"Khusus karena saya pengurus Dewan Masjid Indonesia, saya mengimbau dan saya menginstruksikan sekaligus kepada seluruh pengurus Dewan Masjid DKI dan Jawa Barat terutama untuk semua tempat ibadah, masjid, surau, dan fasilitas yang lain digunakan untuk tempat pengungsi, dan fasilitas bagi masyarakat yang terdampak dari banjir itu. Silakan digunakan masjid, dan nanti Dewan Masjid akan memberikan bantuan yang sesuai dengan dibutuhkan oleh masyarakat dan semua aparat tentu akan mem-back-up ini semua," ucap Syafruddin. (ams/imk)











































