"Penyebab ada beberapa. Geologi atau batuan, morfologi atau kemiringan lereng, vegetasi, kearian. Salah satu pemicunya adalah curah hujan. Dari sisi geologi, batuannya produk gunung api tua, di atasnya ada tanah pelapukan cukup tebal sifatnya porous atau sarang, air masuk ke dalam, di bawahnya ada batuan yang kedap air," ujar ketua tim, Imam Santoso di lokasi longsor Riung Gunung, Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hujan, kan air masuk ke tanah. Bebannya bertambah akhirnya longsor," ucapnya.
Selain itu, ada pula pengaruh vegetasi atau tanaman teh yang banyak di bagian atas. Akar tanaman teh disebut Imam tidak cukup dalam.
"Salah satunya vegetasi, kalau teh itu kita tahu akarnya tidak cukup dalam. Sebaiknya tanaman keras yang cukup dalam," ujar Imam.
Ia dan timnya juga telah memberi masukan bagi pemerintah setempat. Di antaranya dengan menata drainase hingga membuat terasering.
"Memperkuat tebing-tebing dan dinding penguat atau terasering, menata sistem drainase atau penguatan tebing bagian bawah dengan beton-beton. Apabila mungkin melakukan pelebaran jalan menjauhi tebing yang terjal," jelasnya. (HSF/rvk)