Palu - Kantor Wilayah Departemen Agama Sulawesi Tengah menemukan sejumlah Al Quran palsu beredar di tengah masyarakat. Diduga Al Quran terbitan Surabaya ini telah beredar sejak enam bulan lalu. Terbongkarnya kasus ini bermula dari laporan seorang pegawai Departemen Agama setempat yang menemukan sejumlah kejanggalan pada kitab suci umat Islam tersebut.Al Quran itu ditemukan oleh Nurhaedah, pegawai Departemen Agama pada 6 Juni lalu. Kemudian dia membawa Al Quran tersebut ke kantornya dan memperlihatkan sejumlah kejanggalannya. Kejanggalan itu antara lain, jika Al Quran pada umumnya dibaca dari sebelah kanan ke kiri, yang palsu ini dibaca dari kiri ke kanan. Bahkan ada sejumlah halaman surat yang tidak tercetak. Lalu jika batas jilidnya dibuka, di dalamnya tertulis rohul kudus. Ungkapan itu lazim terdapat pada kitab suci umat Kristiani, sementara pada Al Quran, kata rohul kudus itu tidak ditemukan. Al Quran ini diterbitkan oleh PT Makbul Jaya, Surabaya, Jawa Timur.Di Palu, Sulawesi Tengah, Al Quran ini dijual di Toko Buku Mitra, di Jalan Bayam, Palu Barat. Dari toko buku itu kemudian dijual eceran kepada para pedagang buku di lapak-lapak di sekitar Pasar Manonda, Palu Barat.Diperkirakan sudah sekitar 80 eksemplar Al Quran palsu yang beredar di kalangan Umat Islam di Kota Palu. Tempat peredarannya kemungkinan besar di kelompok-kelompok pengajian, masjid-masjid dan di kalangan ibu-ibu rumah tangga. Saat ini, menurut kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Abdul Azis Godal, pihaknya telah menyerahkan satu eksemplar kitab suci ini kepada Lajnah Pentashih Al Quran Departemen Agama Republik Indonesia untuk diteliti. "Al Quran ini kami dapat dari seorang pegawai, lalu kami melihat ada sejumlah kejanggalan dalam cetakannya. Antara lain, surat dari Lajnah Pentashih Al Quran tahunnya 1991, tapi tahun terbitnya baru pada 1994. Padahal tidak boleh begitu. Kalo surat dari lajnah tahun 1991, mestinya itu untuk penerbitan tahun 1991," jelas Abdul Aziz pada detikcom, di kantornya di Jl. WR Supratman, Palu Barat, Senin (20/6/2005).Ia juga meminta agar toko buku yang masih menjual Al Quran palsu segera mengembalikannya kepada penerbit atau ditarik dari peredaran. Meski demikian, Godal berharap masyarakat tidak menanggapi beredarnya Al Quran palsu ini dengan reaksi berlebihan yang dikhawatirkan menimbulkan pertentangan antarumat beragama.
(asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini