Selo dalam istilah Jawa bermakna batu dan ondo memiliki arti tangga, sehingga dua kata tergabung menjadi Seloondo bermakna batu bertangga atau bersusun. Lokasi wisata Seloondo sudah ada sejak 7 keturunan ratusan tahun zaman nenek moyang.
"Nama seloondo itu ada sejak zaman nenek moyang kita dan sudah 7 keturunan. Kalau soal batu bersusun memang berkaitan dengan nama Seloondo, itu paduan 2 kata Selo dan Ondo. Selo itu batu dan Ondo itu tangga atau susunan batu dan nama Seloondo sudah sejak 7 keturunan," jelas Kepala Dusun Gagar Desa Ngrayudan Sukamto kepada detikcom Senin (5/2/2018).
Selo Amben
|
Sedikit berlapis, batu selo amben berukuran sekitar 4 kali 6 meter berada di atas sungai. Pengunjung harus berjalan di jalan setapak berbentuk zig-zag sepanjang sekitar 150 meter. Batu tersebut banyak digunajan pengunjung untuk berfoto selfie dengan pemandangan pohon pinus.
"Nama selondo sendiri juga tidak bisa dipisahkan dengan batu selo amben di atas singai. Batunya rata sedikit berlapis sering buat anak muda berfoto," tuturnya.
Mirip Petruk
|
"Di atas batu selo amben ada batu hidung petruk karena bentuknya panjang menyerupai hidung tokoh dalam wayang petruk. Panjang sekitar 2 meter," ucapnya.
Kawasan Kemah
|
Harga tiket hanya Rp 3 ribu pengunjung bisa menikmati wisata gravitasi bumi nenumpuk batu di sungai serta pemandangan segarnya hutan pinus. Jika belum bisa ada seorang pemandu untuk melatih menumpuk batu hingga ketinggian 1 meter.
Lomba Susun Batu
|
"Dengan adanya kegiatan menumpuk batu sudah kita lestarikan sejak 2 tahun terakhir dan terbukti ada turis yang datang setiap bulan Agustus," jelas Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Ngawi Yulianto saat dihubungi detikcom Senin (5/2/2018).