Disukai Wisatawan, Inilah Sejarah Batu Bersusun di Sungai di Ngawi

Disukai Wisatawan, Inilah Sejarah Batu Bersusun di Sungai di Ngawi

Sugeng Harianto - detikNews
Senin, 05 Feb 2018 12:29 WIB
Disukai Wisatawan, Inilah Sejarah Batu Bersusun di Sungai di Ngawi
Ngawi - Batu bersusun yang dilestarikan sejak 2 tahun di Obyek Wisata dan bumi perkemahan Seloondo Ngawi punya sejarah. Nama 'seloondo' memiliki arti perpaduan dua kata yakni Selo dan Ondo.

Selo dalam istilah Jawa bermakna batu dan ondo memiliki arti tangga, sehingga dua kata tergabung menjadi Seloondo bermakna batu bertangga atau bersusun. Lokasi wisata Seloondo sudah ada sejak 7 keturunan ratusan tahun zaman nenek moyang.

"Nama seloondo itu ada sejak zaman nenek moyang kita dan sudah 7 keturunan. Kalau soal batu bersusun memang berkaitan dengan nama Seloondo, itu paduan 2 kata Selo dan Ondo. Selo itu batu dan Ondo itu tangga atau susunan batu dan nama Seloondo sudah sejak 7 keturunan," jelas Kepala Dusun Gagar Desa Ngrayudan Sukamto kepada detikcom Senin (5/2/2018).

[Gambas:Video 20detik]

Selo Amben

Batu bersusun alami kata Sukamto juga ada di lokasi wisata Seloondo. Batu tersebut diberi nana selo amben, karena berbentuk rata seperti ranjang untuk tidur dalam bahasa Jawa disebut amben.

Sedikit berlapis, batu selo amben berukuran sekitar 4 kali 6 meter berada di atas sungai. Pengunjung harus berjalan di jalan setapak berbentuk zig-zag sepanjang sekitar 150 meter. Batu tersebut banyak digunajan pengunjung untuk berfoto selfie dengan pemandangan pohon pinus.

"Nama selondo sendiri juga tidak bisa dipisahkan dengan batu selo amben di atas singai. Batunya rata sedikit berlapis sering buat anak muda berfoto," tuturnya.

Mirip Petruk

Sukamto menuturkan selain batu selo amben, di atasnya yang terpisah jalan setapak berjarak 4 meter ada batu imenyatu tebing bernama batu hidung petruk. Karena berbentuk panjang menyerupai hidungnya tokoh dalam pewayangan petruk.

"Di atas batu selo amben ada batu hidung petruk karena bentuknya panjang menyerupai hidung tokoh dalam wayang petruk. Panjang sekitar 2 meter," ucapnya.

Kawasan Kemah

Bagi anda yang ingin berkunjung bisa sekaligus berkemah di bawah pohon pinus. Bumi perkemahan di Obyek Wisata Seloondo sudah ada sejak 1970-an dan bisa menampung 430 tenda. Lokasinya sekitar 35 Km dari pusat kita Ngawi berada di lereng gunung Lawu sisi utara trpatnya dusun Gagar Desa Ngrayudan Kecamatan Jogorogo, berbatasan dengan wilayah Desa Karanggupito kecamatan Panekan Magetan.

Harga tiket hanya Rp 3 ribu pengunjung bisa menikmati wisata gravitasi bumi nenumpuk batu di sungai serta pemandangan segarnya hutan pinus. Jika belum bisa ada seorang pemandu untuk melatih menumpuk batu hingga ketinggian 1 meter.

Lomba Susun Batu

Obyek wisata Seloondo saat ini juga dibawah binaan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga agar menjadi icon baru di Ngawi. Kegiatan lomba menumpuk batu dilestarikan dikemas dalam Festifal Gravitasi Bumi (FGB) setiap tahun di bulan agustus.

"Dengan adanya kegiatan menumpuk batu sudah kita lestarikan sejak 2 tahun terakhir dan terbukti ada turis yang datang setiap bulan Agustus," jelas Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Ngawi Yulianto saat dihubungi detikcom Senin (5/2/2018).

Halaman 2 dari 5
(asp/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads