Istri Kapten Kapal TB Christiani Tanyakan Nasib Suaminya

Jakarta - Setelah sekian lama tak juga mendapatkan kepastian nasib suaminya, istri Kapten Kapal TB Christian, Theresia Ernawati mendatangi Bareskrim Mabes Polri. Wanita setengah baya ini menanyakan nasib sembilan awak kapal itu. Mereka hilang dalam pelayaran dari Filipina menuju Banjarmasin pada November 2004 lalu."Saya datang ke Mabes Polri untuk menanyakan perkembangan kasus hilangnya sembilan awak kapal TB Christian," kata Theresia usai menanyakan hal itu kepada Direktorat I Keamanan Trans Nasional (Kamtranas) Bareskrim Mabes Polri di Jl. Trunojoyo, Jakarta, Senin (20/6/2005).Menurut Theresia, inisiatif melaporkan kejadian tersebut ke polisi dilakukan setelah dia tidak mendapat kabar yang jelas dari kantor di mana suaminya bekerja, yaitu PT Baratrans yang bergerak di bidang tambang batubara di Kalimantan Timur."Setiap kami (keluarga awak kapal) menanyakan kepada kantor selalu mereka mengatakan agar pihak keluarga bersabar dan menunggu. Barulah sekitar Maret 2005 yang lalu, kami berinisatif melaporkan hal ini ke polisi," katanya. Upaya ini, lanjutnya, dilakukan setelah mendapat informasi ditemukannya kapal TB Christian di daerah Tawau, perbatasan Malaysia-Indonesia sekitar Januari 2005 lalu."Saat itu kita mendapat telepon dari keluarga Bapak Agus yang juga merupakan awak kapal TB Christian bahwa telah ditemukan kapal TB Christian dengan keadaaan yang sudah dimodifikasi," ungkapnya.Ditemukannya kapal tersebut dibenarkan pihak imigrasi Malaysia. Imigrasi Malaysia menyatakan, pihaknya menemukan kapal tersebut beserta tiga orang di dalamnya. Namun ketiga orang ini mengaku bukan awak kapal tersebut.Kesembilan awal kapal TB Christiani adalah Andreas Ronald Wijaya (kapten kapal), Masyur Alam, Burhanuddin Bedu, Nasri, Suwardi, Nani Kasani, Rahmat Saleh, Penanggih Basuki, dan Agus Mess. Dari sembilan orang ini, empat orang dinyatakan meninggal dunia oleh Kedubes Singapura. Keempatnya adalah Mansyur Alam warga Gowa, Sulsel, Burhanuddin Bedi warga Palopo, Sulsel, Nasri dari Gowa Sulsel, dan Nani Kasani asal Majalengka. (umi/)