Bila di Sukabumi fenomena batu tumpuk dihancurkan karena dianggap berbau mistis, maka berbeda dengan di Ngawi. Di Ngawi, hal itu dilestarikan sebagai seni budaya.
Kegiatan menumpuk batu ada di sungai yang melintas di obyek wisata dan bumi perkemahan Seloondo di Dusun Gagar Desa Ngrayudan Kecamatan Jogorogo. Kegiatan menumpuk batu mulai dilestarikan sejak 2 tahun terakhir oleh pemuda desa tergabung dalan Kekompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menumpuk atau menyusun batu kali kata Zainul merupakan seni budaya yang harus dilestarikan untuk mengangkat potensi wisata di Ngawi selain tari orek-orek dan pentul melikan. Pengunjung selain menikmati wisata menumpuk batu di sungai juga bisa sambil berkemah di bawah pohon pinus yang rindang.
"Selain berwisata menumpuk batu pengunjung juga bisa bermalam untuk yang hobi berkemah. Karena ada area hutan pinus yang rindang," tutur Tohar.
Tohar mengatakan untuk masuk lokasi obyek wisata Seloondo sangat murah hanya Rp 3 ribu/orang. Pengunjung bisa menikmati wisata alam menumpuk batu di sungai selondo sambil berselfie di bawah pohon pinus bersama keluarga. Jumlah pengunjung selama seminggu mencapai seribu hingga dua ribu utamanya hari libur Sabtu dan Minggu.
Selain pengunjung umum banyak juga sekolah yang mengambil kegiatan pramuka dan berkemah. Tohar juga menyayangkan penghancuran batu tumpuk yang ada di Sukabumi.
"Paling ramai weekend Sabtu Minggu baik pengunjung lokal maupun dari luar daerah Surabaya, Yogyakarta bahkan Jakarta. Bahkan ada turis saat festival tahun lalu ikut meramaikan. Jadi kami menyayangkan sikap aparat Sukabumi yang menghancurkan batu tumpuk di sana," ucapnya.
Sementara itu Kepala Desa Ngrayudan menambahkan pihak desa dan Pemeritah daerah sangat mendukung pelestarian budaya menumpuk batu. Kegiatan lomba menumpuk batu dikemas dalam Festifal Gravitasi Bumi (FGB) setiap tahun di bulan agustus.
"Kita perangkat desa sangat mendukung kegiatan Pokdarwis untuk mengangkat potensi wisata desa serta pemkab Ngawi agar berkembang," jelas Kepala Desa Ngrayudan Suwarno.
(asp/asp)