Kuliah Umum di STT REM, KSAL Singgung Generasi yang Manja

Kuliah Umum di STT REM, KSAL Singgung Generasi yang Manja

Ibnu Harianto - detikNews
Jumat, 02 Feb 2018 18:49 WIB
Foto: KSAL Laksamana Ade Supandi (Ibnu/detikcom)
Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi menerangkan konsep kepemimpinan tidak lepas dari tiga faktor yakni pengetahuan, ketrampilan dan karakter. Menurutnya, seorang pemimpin harus memahami ketiga ranah itu.

"Jadi konsep kepimpinan dalam militer itu menang kita tidak akan lepas dari tiga ranah kok. Ranah kognitif, psikomotor, dan attitude. Bagaimana dia merespons semua ini. Sebenarnya basic-basic pendididkan tapi memang kadang kita tidak mem-breakdown ini jadi bagian-bagian mana yang bisa diterapkan zaman sekarang," kata Laksamana TNI Ade Supandi.

Hal tersebut disampaikan Ade saat memberi kuliah umum dengan tema 'Leadership Milenial' di Sekolah Tinggi Teologi (STT) Rahmat Emmanuel (REM), Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (2/2/2018). Kuliah umum tersebut dihadiri oleh para mahasiswa, dosen dan sejumlah alumni STT Rahmat Emmanuel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan meskipun orang sekarang memahami suatu teknologi tapi tanpa dibekali dengan pengetahuan yang mumpuni, tidak akan bisa. Untuk itu, pengetahuan-pengetahuan yang sepadan itu harus diberikan kepada para generasi sekarang.

"Pengetahuan yang paling gampang itu sesuatu yang dia bisa terlihat, kalau tidak bisa lihat cuma di kepala nggak bakal bisa. Karena itu, dalam konsep transformasi pengetahuan, metode itu harus dipahami. Apakah itu dengan mata, telinga dan tangan. Kalau suatu pengetahuan lebih gampang diterima dengan omongan, ya pakai omongan, kalau dia harus perbuatan, yang dengan contoh," terangnya.

Ade menjelaskan faktor kedua adalah keterampilan. Dia menilai para generasi milenial sekarang ini cenderung manja dan tidak mandiri.

"Kemudian keterampilan itu, sama ini, yang kita nggak pernah melakukan pada anak-anak kita. Kemanjaan di lingkungan pendidikan itu akibatnya dia tidak bisa mandiri," ucapnya.

Sebab, menurut Ade, para orang tua sekarang jarang melatih psikomotor anaknya untuk bersikap mandiri sehingga ketika dewasa akan kebingungan menghadapi sesuatu. Ade pun mencontohkan bagaimana pengusaha besar milik keluarga, banyak yang menjual perusahaannya karena anaknya tidak bisa melanjutkan bisnis tersebut.

"Banyak pengusaha besar tidak bisa bertahan dalam mememilihara perusahannya, kenapa? Karena tidak melatih, karena anaknya tahu kesuksesan orang tua sekarang tapi bagaimana orang tua dulu mengalami hal yang sulit. Sekarang sudah naik mobil, mungkin dulu bapaknya naik becak kepanasan, anak ini nggak tahu. Begitu dia menghadapi persoalan bisnis tidak ngerti itu banyak terjadi banyak perusahaan besar khususnya family bisnis," urainya.

Ade menambahkan faktor ketiga yang tak kalah penting adalah karakter. Dia pun meminta untuk para generasi sekarang membangun karakter yang baik dan kuat. Jika seorang tidak memilik karakter yang baik dan kuat, menurut Ade tidak akan berhasil.

"Sikap karakter ini yang harus dibangun, kalau tidak kita akan selalu kalah global competitiveness. Di manapun kalau manusianya tidak punya kemampuan baik, tidak akan jadi," kata Ade. (ibh/gbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads