Hal ini disampaikan oleh peneliti LSI Adjie Alfaraby di kantornya, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (2/2/2018). Hasil ini dirilis dalam survei 'Wajah lama dan muka baru Capres-Cawapres 2019'.
LSI melakukan survei pada 7-14 Januari 2018 melalui metode multistage random sampling, dengan jumlah responden 1.200 orang dan margin of error 2,9 persen. Wawancara dilakukan kepada responden dengan tatap muka dan menggunakan kuesioner.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alfaraby membagi 3 divisi penantang Jokowi berdasarkan popularitas di masyarakat. Divisi pertama adalah tokoh yang memiliki tingkat pengenalan di atas 90%. Hanya 6,9% responden yang tidak mengenal Prabowo dan 92,5% menyebut mengenal sosok ini.
Pada Divisi 2 adalah tokoh yang memiliki tingkat pengenalan di antara 70-90%. Ada dua tokoh yang masuk kategori ini, yaitu eks cagub DKI Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Anies Baswedan, yang merupakan Gubernur DKI Jakarta. AHY dikenal 71,2% masyarakat dan Anies dikenal 76,7% responden.
Untuk Divisi 3 yang tingkat pengenalannya 55-70%, nama Gatot Nurmantyo dikenal 56,6%. Namun sebanyak 42,1% tidak mengenal mantan Panglima TNI itu.
"Kita memprediksi bahwa 4 di antara nama ini yang akan kemungkinan besar menjadi penantang Jokowi di Pilpres 2019 nanti," terang Adjie.
Sebelumnya diberitakan, hasil survei LSI menyebut Jokowi masih menjadi kandidat capres terkuat. Namun posisi Jokowi belum sepenuhnya aman.
Dari hasil survei yang sama, elektabilitas Jokowi masih kuat dibanding calon lain. Jika Pilpres 2019 dilakukan hari ini, 48,50% responden akan memilih Jokowi. Sedangkan 41,2 % pemilih akan memilih pemimpin baru dan 10,30% tidak menjawab atau tidak tahu. Ada alasan Jokowi belum aman.
"Isu ekonomi yang menjadi perhatian publik adalah mahalnya harga sembako, makin meningkatnya pengangguran, dan sulitnya mencari lapangan kerja," sebut Adjie. (fiq/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini