"194 itu kan tahun 2017 sekarang sudah menurun. Asupan gizinya kurang, makanannya kurang. 194 sekarang tinggal 34. Itu di setiap kecamatan ada, terakhir ini di Cilincing tinggal 9 orang. Mungkin Januari udah turun lagi," kata Kepada Sudin Kesehatan Jakarta Utara M. Helmi saat dihubungi, Jumat (2/2/2018).
Helmi mengatakan pihak Pemprov DKI telah berupaya untuk menanggulangi gizi buruk tersebut. Dia optimis angka gizi buruk akan segera turun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Helmi mengatakan terus menambah sumber daya manusia untuk membantu menanggulangi masalah gizi buruk di Jakarta Utara. Dia mengatakan Pemprov DKI tetap layanan ketuk pintu layani dengan hati untuk merawat anak-anak yang bergizi buruk.
"Penanganan itu ada dua. Intervensi spesifik, kedua Intervensi sensitif. Spesifik itu lebih banyak didominasi oleh jajaran kesehatan perekrutan tenaga ahli gizi sampai Puskemas, kelurahan, supaya bisa mendeteksi sejak dini. Kedua dengan adanya tim yang mendata kesehatan dari rumah ke rumah," paparnya.
Helmi meminta anak yang mengalami mendapat pelayanan berupa pemulihan selama 90 hari di Posyandu. Dia menyebut angka gizi buruk terus menurun.
"Kalau gizinya kurang diberi tambahan makanan itu. Makannya berupa formula, minimal 90 hari pemulihan," jelasnya. (fdu/rvk)











































