"Sistem pendinginan ini, ini yang kami tunjukkan bahwa dalam konteks video, kami akan terus silaturahmi dengan semua pihak terutama ormas-ormas Islam, para ulama, tokoh agama di seluruh Indonesia," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (1/2/2018).
Iqbal menjelaskan Kapolri tak bermaksud menafikan kelompok-kelompok Islam di luar NU dan Muhammadiyah. Pidato Kapolri itu disebutnya tidak memojokkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditanya apakah akan memproses hukum orang yang mengunggah dan memotong video tersebut di media sosial, Iqbal menjawab pihaknya belum berpikir ke arah sana. Iqbal menjelaskan Tito telah bertemu dengan para tokoh Islam di kantor PBNU dan para tokoh memahami pidato tersebut tak bermaksud memecah belah umat Islam.
"Mereka (para ulama dan tokoh yang hadir di kantor PBNU, kemarin) sangat memahami pidato Kapolri, tidak mempermasalahkan dan akan juga bergandengan tangan. Menguatkan gandengan tangan yang selama ini sudah terjalin. Perkara siapa yang memotong dan meng-upload (video), Polri belum sampai di situ," ujar Iqbal.
Sebelumnya, Jenderal Tito menyebut potongan video pidatonya soal ormas pendiri negara yang viral terjadi pada 2017. Menurut Tito, pidatonya tersebut berdurasi sekitar 24 menit tapi dipotong atau diedit menjadi 2 menit dan menyebabkan ada yang salah paham soal isi pidatonya.
"Itu sebetulnya kata sambutan saya cukup panjang, sekitar 24 menit. Tapi dipotong 2 menit dan 2 menit itu mungkin ada bahasa-bahasa yang kalau hanya dicerna 2 menit itu mungkin membuat beberapa pihak kurang nyaman," jelas Tito di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (31/1). (idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini