Soal Pidato Kapolri, Polri akan Terus Silaturahmi ke Ormas-ormas

Soal Pidato Kapolri, Polri akan Terus Silaturahmi ke Ormas-ormas

Audrey Santoso - detikNews
Kamis, 01 Feb 2018 16:56 WIB
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal. (Audrey/detikcom)
Jakarta - Polri mengatakan akan terus menjalin silaturahmi dengan ormas-ormas Islam. Silaturahmi itu untuk menyelesaikan masalah potongan video pidato Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang beredar soal ormas selain NU-Muhammadiyah.

"Sistem pendinginan ini, ini yang kami tunjukkan bahwa dalam konteks video, kami akan terus silaturahmi dengan semua pihak terutama ormas-ormas Islam, para ulama, tokoh agama di seluruh Indonesia," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (1/2/2018).


Iqbal menjelaskan Kapolri tak bermaksud menafikan kelompok-kelompok Islam di luar NU dan Muhammadiyah. Pidato Kapolri itu disebutnya tidak memojokkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pidato tersebut angle-nya tidak di situ, arahnya tidak begitu, dan sama sekali tidak memojokkan atau mengesampingkan atau menafikan kelompok-kelompok lain selain NU dan Muhammadiyah," sambung dia.


Ditanya apakah akan memproses hukum orang yang mengunggah dan memotong video tersebut di media sosial, Iqbal menjawab pihaknya belum berpikir ke arah sana. Iqbal menjelaskan Tito telah bertemu dengan para tokoh Islam di kantor PBNU dan para tokoh memahami pidato tersebut tak bermaksud memecah belah umat Islam.

"Mereka (para ulama dan tokoh yang hadir di kantor PBNU, kemarin) sangat memahami pidato Kapolri, tidak mempermasalahkan dan akan juga bergandengan tangan. Menguatkan gandengan tangan yang selama ini sudah terjalin. Perkara siapa yang memotong dan meng-upload (video), Polri belum sampai di situ," ujar Iqbal.

Sebelumnya, Jenderal Tito menyebut potongan video pidatonya soal ormas pendiri negara yang viral terjadi pada 2017. Menurut Tito, pidatonya tersebut berdurasi sekitar 24 menit tapi dipotong atau diedit menjadi 2 menit dan menyebabkan ada yang salah paham soal isi pidatonya.

"Itu sebetulnya kata sambutan saya cukup panjang, sekitar 24 menit. Tapi dipotong 2 menit dan 2 menit itu mungkin ada bahasa-bahasa yang kalau hanya dicerna 2 menit itu mungkin membuat beberapa pihak kurang nyaman," jelas Tito di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (31/1). (idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads