ACT akan mengirimkan bantuan tahap pertama pada Minggu (4/2) mendatang. Ratusan relawan termasuk tenaga medis dan ahli gizi juga akan ikut membantu warga di Papua.
Bantuan-bantuan yang diangkut oleh Kapal Kemanusiaan Papua berupa beras, biskuit bayi, susu cair, vitamin (asam folat A, kalsium, zat besi), puluhan tol air mineral dan pakaian bayi serta dewasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Malulah kita smeuanya sebagai anak bangsa kalau di pulau yang dikenal sangat kaya raya terpadat masyarakat mengalami situasi kemanusiaan yang menggetirkan," ujarnya di kantor ACT, Jalan TB Simatupang, Jaksel, Kamis (1/2/2018).
Kata Ahyudin, bantuan itu juga diberikan sebagai komitmen ACT untuk ikut terlibat dalam tragedi kemanusiaan yang terjadi di tanah air. Ahyudin menyebut ACT tak hanya bergerak membantu krisis kemanusiaan di luar negeri saja, justru ACT paling banyak bekerja di Indonesia.
"Saya sering bilang ini menjadi spirit mungkin secara ekonomi dan militer nggak bisa sehebat bangsa lain tapi secara kemanusiaan kita nggak boleh kalah," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden ACT, Insan mengatakan pihaknya telah mengirim relawan untuk memantau terlebih dahulu kondisi di Asmat. Tim yang diturunkan juga telah berkoordinasi dengan Satgas Kesehatan dan pemerintah setempat.
"Insyaallah kita ada di sana sejak tanggal 20 Januari audah ada di sana, kita mengirimkan dokter Ridho, untuk melihat secara kangsung dan bertemu dengan pihak terkait dengan Satgas Kesehatan yang udah ada di sana menjangkau lima distrik dari 23 distrik yang ada, ada 220 kampung degan daerah yant 90 persen rawa-rawa," imbuhnya.
Insan menjelaskan relawan akan dikerahkan selama 3 bulan. Dalam kurun waktu itu, ACT juga akan terus melakukan evaluasi terkait program yang tepat dilaksanakan bagi warga Asmat.
"Sehingga kita berharap support teman- teman medis yang kami berangkatkan, sekitar, tahap pertama 50 orang. Sampai kemudian kita lihat progres apakah dalam rentang waktu 3 bulan ke depan, kita bersama pemerintah menangani rehabilitasi KLB gizi buruk," ujarnya.
Selain itu, Insan juga menerangkan soal cuaca yang tak bersahabat di Papua. Menurutnya, beberapa terakhir ini badai dan ombak terjadi di Jayapura.
"Semoga ini tidak mengurangi keseriusan kita. Mudah-mudahan cuaca tanggal 4 besok cuaca cukup koperatif dengan kita," imbuhnya.
Tak hanya itu, medan yang ditempuh untuk menuju Asmat pun terbilang cukup susah. Jarak dari Merauke sampai Asmat sekitar 3 hari.
"Maka speedboat dengan kapasitas hanya 13 kg, mendistribusikan 100 ton bukan persoalan yang sederhana dengan 220 kampung yang harus dijangkau sungai yang sangat kecil dan kesulitan penerangan maka harus dilakukan siang hari," imbuhnya.
Sementara itu, dokter Arini, salah seorang tenaga medis, mengatakan pihaknya akan mengkaji terkait program yang akan dilaksanakan untuk membantu menyelesaikan persoalan gizi buruk di Papua. Hingga saat ini, dia menerima laporan ada 529 warga yang terdampak dan 70 di antaranya meninggal.
"Kita akan kaji lagi dan kita akan mematang konsep dengan relawan medis apa saja program yang akan dilakukan di sana," ucapnya.
Arini juga akan berkoordinasi dengan sejumlah tenaga medis yang sebelumnya telah berada di Asmat. Kata dia, tim akan berkofus pada penyelesaian gizi buruk.
"Banyak koordinasi dengan tim satgas jadi di sana kita akan melakukan penyisiran dan vaksin untik campak. Jadi semua sudah dikoordinir dengan Satgas namun memang untuk tenaga relawan medis masih kekurangan sehingga kita akan membantu di sana. Dan juga kita akan berkoordinasi RSUD dalam memberikan pelayanan ini, penyuluhan dan aksi medis lain," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menyebut sudah ada Instruksi Presiden (Inpres) mempercepat peningkatan kesejahteraan di Papua dan Papua Barat. Salah satu yang difokuskan adalah penanganan gizi buruk dan campak di Asmat.
"Saya sampaikan telah keluar Inpres nomor 9 yang menyatakan percepatan peningkatan kesejahteraan di Papua dan Papua Barat. Dengan keluarnya Inpres tersebut kita akan mengintegrasikan semua kementerian lembaga untuk terlibat mengintervensi kesejahteraan masyarakat di Papua dan Papua Barat," kata Puan di Kantor Menko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (31/1).
![]() |
Dalam penanganan yang telah dilakukan, lanjut Puan, pihaknya memfokuskan untuk mengatasi empat hal di Asmat. keempatnya adalah kesehatan, sosial budaya, infrastruktur, dan tata kelola pemerintahan.
Puan menyebut saat ini sudah ada tim terpadu yang turun ke Asmat maupun wilayah yang terindikasi mengalami gizi buruk untuk membawa bantuan langsung ke masyarakat. Ia mengklaim 90 persen program yang direncanakan telah berjalan. (knv/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini