Saat ditemui di RS Bhayangkara Medan, Rabu (31/1/2018), si ibu, Liza (36) tidak mengetahui secara pasti mengapa anaknya berada di lokasi saat polisi melakukan penggerebekan di Jalan Ampera, Kecamatan Medan Timur.
"Saya tidak tahu, saya dapat kabar kayak gini," kata Liza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia pulang mandi, mandi sama kawannya," imbuh Liza.
Saat ini, remaja itu sudah putus sekolah sekitar setahun yang lalu.
"Tadinya dia sekolah. Saya lagi gadoh sama bapaknya, pisah. Nggak sekolah sudah setahun," jelas Liza.
Dia cukup terkejut ketika mendapat kabar anaknya tiba-tiba sudah berada di Rumah Sakit. Liza tampak bersedih melihat anaknya terbaring di Rumah Sakit.
"Biasanya di rumah atau warnet (main di warnet). Dia itu (sebelumnya) pulang mandi, lepas itu main dan nggak pulang. Dia minta uang Rp 10 ribu," terangnya.
Remaja itu diketahui merupakan warga Jalan HM Said Medan. Lokasi penggerebekan dengan rumahnya berjarak sekitar 3 km. Ketika melakukan penggerebekan, polisi diteriaki maling dan rampok oleh dua pelaku yang sudah tertangkap.
Mendapat hal itu, polisi kemudian meletuskan tembakan ke udara karena warga sudah terprovokasi untuk menyerang.
"Kemudian petugas kita 6 orang dilempari (batu). Saat itu, remaja tersebut ada di lokasi. Rumah dia dengan TKP berjarak 3 kilometer, dia tidak sekolah lagi," kata Kapolsek Medan Timur Kompol Wilson Pasaribu.
Saat penggerebekan, remaja itu ada di lokasi kerumunan massa. Polisi masih menyelidiki peran dari remaja tersebut.
"Saat dites urin, dia (Arya) positif narkoba. Kita masih fokus pada penyembuhan remaja tersebut. Untuk perannya, kita masih selidiki kenapa dia ada di situ," tukas Wilson. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini