Sudah seminggu Maryam tinggal di kandang kambing. Makan, tidur, dan melakukan aktivitas sehari-hari dilakoninya di kandang itu.
Kandang kambing dibuat sedemikian rupa agar bisa membuat dirinya terhindar dari hujan dan panas. Setelah menjual seekor kambingnya seharga Rp 900 ribu, uangnya dibelikan papan tripleks, peralatan dapur, dan makanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menceritakan, karena tidak punya rumah, dia menumpang di rumah anaknya. Anaknya itu sudah menikah dan memiliki rumah sendiri.
Namun, karena masalah air yang dinilai berlebihan oleh anaknya, Maryam dimarahi. Anaknya tersebut pun sudah tidak mau lagi berbicara dengannya.
Maryam tidak ingin masalah itu berlarut-larut. Karena itu, dia memutuskan meninggalkan rumah anaknya dan hidup di kandang kambing yang hanya berjarak 10 meter dari rumah anaknya.
"Saya tak sanggup lagi tinggal di rumahnya," ujar Maryam.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Maryam bekerja serabutan. Terkadang dia mencari uang dengan bekerja pada juragan jagung, seperti menanam jagung atau mengupas kulit jagung.
Kini Maryam tak perlu khawatir lagi. Sejumlah donatur memberikan bantuan dengan membangun sebuah rumah berukuran 6x10 meter di tempat itu.
Sore tadi, Kapolres Gorontalo AKBP Purwanto bersama camat setempat dan para donatur menyambangi Maryam. Mereka melakukan peletakan batu pertama di rumah darurat yang selama ini menjadi kandang kambing.
"Saya bersyukur kita memiliki orang-orang yang peduli terhadap orang-orang yang kurang mampu. Mudah-mudahan Tuhan memudahkan rezeki mereka dan kepada Ibu Maryam tidak usah bersedih lagi. Tuhan Yang Maha Esa memiliki rezeki yang tak terhingga," kata Purwanto. (idh/idh)











































