"Ada SMS yang masuk ke salah satu anggota Wantimpres," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (30/1/2018).
Argo mengatakan pihaknya telah menyelidiki nomor handphone itu. "SMS itu ada nomornya, kemudian dilakukan pendalaman SMS yang masuk itu atas nama Eka Jaya," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan Sidarto akhirnya melaporkan pemilik nomor handphone itu ke Polda Metro Jaya. Kata Argo, Sidarto merasa terancam atas isi SMS yang ditujukan oleh terlapor itu:
"Jadi bukan (laporannya) pencemaran, tapi pengancaman melalui media online. Makanya kita klarifikasi hari ini," tuturnya.
Sebelumnya, Eka Jaya didampingi Direkur LBH Bang Japar Djudju Purwantoro datang ke Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya sekitar pukul 10.30 WIB tadi.
Djudju menjelaskan kliennya diperiksa untuk dimintai klarifikasi soal pesan singkat yang dikirimkan ke Wantimpres. Isi pesan singkat itu sebenarnya mempertanyakan dibatalkannya acara Festival Pela Mampang pada 30 Oktober 2017.
Menurut Djudju, pihak panitia saat itu sebetulnya telah mengantongi izin dari Polres Jakarta Selatan. Namun, menjelang acara itu digelar, polisi tiba-tiba mencabut izin tersebut dan melarang kegiatan budaya Betawi itu digelar.
"Karena ada laporan Wantimpres, Bapak Sidarto dengan alasan ganggu lalu lintas, sehingga minta ke polisi dibatalkan. Dengan demikian, Polres membatalkan perizinannya ke panitia salah satunya Bowo dan pihak RT setempat, Arif termasuk yang dipanggil," papar Djudju.
Setelah kejadian itu, beberapa panitia dan Eka Jaya kemudian mengirimkan SMS kepada Sidarto. Mereka menyayangkan sikap Sidarto sehingga dinilai membuat acara itu gagal.
"Assalamualaikum Pak Sidarto yang terhormat dan dimuliakan, kenapa Bapak tega membunuh kreasi anak muda yang akan melestarikan budaya lokalnya yang hampir punah? Di mana rasa nasionalisme Bapak sebagai orang yang dihormati dan terpandang? Tertanda Eka Jaya Warga Bangka," kata Djudju, membacakan isi SMS tersebut. (mei/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini