"Satu hal yang luar biasa, Presiden RI ada yang kedua kali datang ke Kabul, Afghanistan, dan jadi imam, dan melakukan fungsinya dengan baik. Ini satu hal yang sangat inspiratif," kata Hidayat di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2018).
Kedatangan Jokowi ke Afghanistan diharapkan dapat menjadi pemersatu dan membekas di mata pimpinan Afghanistan. Apalagi, Jokowi sempat menjadi imam salat di saat berkunjung ke sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karenanya mudah-mudahan sifat semacam ini tetap terjaga dan menghadirkan kepemimpinan yang sesuai kepemimpinan seorang imam dalam salat," sambungnya.
Sebelumnya, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyambut baik kedatangan Presiden Jokowi ke negaranya dalam kunjungan pada Senin kemarin. Kehadiran Jokowi yang diiringi hujan salju dinilai membawa berkah bagi hubungan kedua negara.
Hal tersebut disampaikan Ashraf Ghani dalam pernyataan kepada media di Istana Presiden Agr, Kabul, Afghanistan, Senin (29/1). Dalam menyambut Jokowi, Presiden Ghani mengadakan upacara kenegaraan dengan suhu udara mencapai 1 derajat Celcius, diiring hujan dan salju.
"Kedatangan yang mulia tidak perlu membawa emas, tapi membawa hujan dan salju. Hujan dan salju merupakan berkah bagi kami. Salju dan hujan tidak pernah memilih akan turun pada orang kaya atau orang miskin," kata Presiden Ghani, seperti yang disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (30/1/2018).
Bey mengatakan, dalam kesempatan itu, Jokowi dan rombongan dijamu makan siang kenegaraan oleh Presiden Ghani. Jokowi mendapat penghargaan 'Medal of Ghazi Amanullah' atas keberanian dan keteguhannya dalam menciptakan perdamaian dan hubungan baik kedua negara.
"Terima kasih atas anugerah Medal Ghazi Amanullah. Medal ini akan menjadi spirit baru upaya meningkatkan hubungan bilateral dan perdamaian," ucap Jokowi sebagaimana disampaikan Bey.
(tfq/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini