Hal ini disampaikan Lukman dalam sambutannya pada acara Kongres Ulama Muda Muhammadiyah di Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2018).
"Dua hal ini ahlul hadis dan ahlul ra'yi, menurut saya tidak perlu diperhadapkan. Ini adalah cara metodologi dalam memahami ajaran agama yang keduanya sama pentingnya dalam rangka melengkapi saling mengisi satu dengan yang lain bukan untuk diberhadapkan, bukan untuk dibenturkan," ujar Lukman
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada pihak tertentu yang membenturkan ini sehingga umat Islam habis energinya tersita untuk urusan begini saja. Ini urusan sejak ratusan tahun lalu dan tidak akan pernah bisa selesai karena bukan sesuatu yang harus diperhadapkan," kata Lukman.
Selain itu, Lukman juga menyebut Islam dan Indonesia bagaikan 2 sisi mata uang yang berbeda. Untuk itu agama negara tetap menjadi satu kesatuan yang tida dapat dipisahkan. Dalam konteks Indonesia, Muslim yang baik adalah warga negara yang baik.
"Tentu berbeda Islam dan Indonesia. Tapi, dalam konteks Indonesia, menjadi muslim yang baik itu adalah sekaligus menjadi warga negara yang baik. Sebagaimana warga negara yang baik adalah yang taat pada agamanya apapun yang dipeluknya," jelas Lukman.
Lukman pun mencontohkan perbedaan implementasi penghormatan dan perlindungan perempuan di Indonesia dengan di Arab Saudi.
"Di Timur Tengah, dulu, dalam rangka melindungi hak perempuan, perempuan nggak boleh nyetir sendiri. Padahal mobilnya pribadi. Karena situasi dan kondisi, tradisi budaya yang berkembang di sana dalam rangka melindungi harkat dan martabatnya," ujar Lukman.
"Beda dengan di Indonesia. Jangankan menyetir mobilnya sendiri. Di Indonesia perempuan bisa menjdi hakim, bahkan hakim agama. Sesuatu yang tidak terjadi di negara Islam sekalipun. Hakim perempuan dan keputusan hakim perempuan itu sama dengan hakim laki-laki. Itu dilakukan dalam rangka memuliakan perempuan," imbuhnya.
Ia berharap ajaran Islam di Indonesia yang moderat atau tidak menganut paham ekstrem dalam beragama. Lukman pun meminta agar masyarakat mencermati ajaran agama yang sangat konservatif maupun sangat liberal.
"Mereka yang terlalu konservatif itu juga sama bahayanya menurut saya dengan yang terlalu liberal dalam memahami agama," ujar Lukman. (haf/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini