Hal tersebut disampaikan Ashraf Ghani dalam pernyataan kepada media di Istana Presiden Agr, Kabul, Afghanistan, Senin (29/1). Dalam menyambut Jokowi, Presiden Ghani mengadakan upacara kenegaraan dengan suhu udara mencapai 1 derajat Celcius, diiring hujan dan salju.
"Kedatangan Yang Mulia tidak perlu membawa emas, tapi membawa hujan dan salju. Hujan dan salju merupakan berkah bagi kami. Salju dan hujan tidak pernah memilih akan turun pada orang kaya atau orang miskin," kata Presiden Ghani, seperti yang disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (30/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terima kasih atas anugerah Medal Ghazi Amanullah. Medal ini akan menjadi spirit baru upaya meningkatkan hubungan bilateral dan perdamaian," ucap Jokowi sebagaimana disampaikan Bey.
Bey mengatakan kehadiran Presiden Jokowi di Kabul memang tak lebih dari 6 jam. Namun, kata Bey, Presiden Jokowi menunjukkan keteguhannya dalam menciptakan perdamaian di Afghanistan.
"Mungkin bagi dunia, kehadiran Presiden Jokowi dan Ibu Iriana di Kabul, Afghanistan, selama 6 jam terlalu singkat. Tapi bagi Presiden Jokowi sudah cukup untuk menunjukkan keteguhan hatinya yang ingin perdamaian segera terwujud di Afghanistan. Demikian pula bagi Presiden Ghani, kehadiran Presiden Jokowi di Afghanistan sudah cukup untuk menunjukkan kepada dunia bahwa mereka bisa memberikan jaminan keamanan kepada tamu negara," jelas Bey. (rjo/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini