Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, erupsi pertama terjadi pukul 09.16 WIB, Sabtu (27/1). Erupsi ini juga diiringi gempa selama 334 detik.
"Terjadi awan panas guguran dengan tinggi kolom abu vulkanik 300 meter. Jarak luncur 2.500 meter ke arah Tenggara-Timur. Lama gempa erupsi 334 detik. Angin bertiup lemah ke arah Timur-Tenggara," kata Sutopo lewat pesan singkat kepada detikcom, Sabtu (27/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lama gempa erupsi 240 detik. Angin bertiup lemah kearah Timur-Tenggara," kata Sutopo.
![]() |
Sementara itu, pakar vulkanologi Surono atau biasa disapa Mbah Rono mencatat, pada Sabtu (27/1) sejak pukul 00.00 hingga 12.00 WIB, tercatat sudah ada 23 gempa guguran, 15 kali gempa dengan frekuensi rendah, 3 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali gempa letusan dan 1 kali gempa tektonik jauh.
Cuaca pada pukul 00.00 hingga pukul 06.00 WIB cuaca terpantau mendung, angin bertiup lemah hingga sedang ke arah Timur-Barat. Gunung Sinabung tampak jelas dan tertutup kabut.
Juga terlihat asap kawah putih tipis hingga tebal dengan tinggi 50-250 meter di atas puncak. Teramati guguran dengan jarak luncur 500-1000 meter ke arah Timur hingga Tenggara.
Sementara itu, pada Sabtu (27/1) pukul 06.00-12.00 WIB, Surono mencatat secara kasat mata cuaca terlihat berawan hingga mendung, angin bertiup lemah ke arah Timur-Tenggara.
"Gunung Sinabung tampak jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah putih tipis, tekanan lemah, tinggi 50-200 meter di atas puncak. Teramati 2 kali letusan dengan tinggi abu vulkanik 1.300-2000 meter, warna kelabu. Teramati awan panas guguran, dengan jarak luncur 2.500 meter ke arah Timur-Tenggara," kata Mbah Rono seperti yang disampaikan Sutopo dalam keterangan tertulisnya. (jor/tor)