Menyapa Dua Tukang Becak yang Tersisa di Pondok Labu Jaksel

Menyapa Dua Tukang Becak yang Tersisa di Pondok Labu Jaksel

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Jumat, 26 Jan 2018 19:55 WIB
Tukang becak di dekat Pondok Labu, Jakarta Selatan. (Kanavino/detikcom)
Jakarta - Tak hanya di Jakarta Utara dan Jakarta Barat, becak juga ternyata masih dijumpai di kawasan perbatasan Jakarta Selatan dengan Depok. Salah satu lokasi yang masih menjadi tempat mangkal tukang becak adalah di kawasan Pondok Labu, Cilandak.

detikcom petang ini bertemu dengan dua tukang becak yang berada di dekat kampus UPN Veteran Pondok Labu, Jakarta Selatan yang berbatasan dengan Cinere, Depok. Jumlahnya memang tidak banyak, hanya ada dua tukang becak di tempat tersebut.

Dua orang itu sedang menunggu penumpang yang mau menggunakan jasanya. Keduanya memarkir becak di pinggir jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Salah seorang tukang becak, Pangaliman (52), bercerita mengenai aktivitas sehari-hari. Dia berangkat dari rumah sekitar pukul 06.00 WIB dan pulang pukul 19.00 WIB.

Tukang becak di Pondok Labu, Jakarta SelatanTukang becak di Pondok Labu, Jakarta Selatan. (Kanavino/detikcom)

Dalam sehari, pria asal Jawa Tengah itu bisa menarik dua-tiga penumpang. Tapi jumlah tersebut tak tentu. Bahkan Pangaliman pernah tak mendapat penumpang sama sekali.


"Iya nggak tentu, kadang dua kali, kadang tiga, tergantung rezekinya, ya iya kalau mau segini rezekinya, tapi nggak ada. Sekali narik sekitar Rp 15 ribu, Rp 20 ribu," kata Pangaliman, Jumat (26/1/2018).

Menurutnya, tukang becak yang berada di tempat tersebut sebenarnya berjumlah tiga orang. Namun seorang temannya sudah tak kuat lagi mengayuh becak karena usia yang mulai menua. Kini sang pengayuh becak tinggal dua orang, Pangaliman dan Lasono.

Pangaliman mengaku telah datang ke Jakarta sejak 1990-an. Bersama temannya, dia mengadu nasib di Ibu Kota untuk mencari penghidupan yang lebih baik.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, becak sebagai salah satu alternatif transportasi kini mulai ditinggalkan warga. Pangaliman menyebut pendapatannya turun drastis dibanding dulu saat pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta.

"Sudah narik becak (tahun 1990). Kalau dulu masih ramai, sekarang udah mulai sepi," ujarnya.


Meski begitu, Pangaliman tak patah semangat. Dia dan Lasono tetap mengayuh becak sebagai mata pencarian. Kata dia, setiap orang sudah mempunyai rezeki masing-masing.

"Namanya usaha itu kalau ada nggak, ada gimana. Yang penting usaha kan," imbuhnya.

Di usianya yang memasuki kepala lima, Pangaliman mengaku masih kuat mengantarkan dua hingga tiga orang di becaknya. Lokasi antar becak tersebut memang disebutnya tak terlalu jauh.

"Dua orang bisa, tiga orang kuat," tuturnya. (knv/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads