"Saya kira enggak ada (proses yang sadis), namanya pasar ekstrem itu karena yang dijual makanan dari hewan-hewan ekstrem seperti ular, anjing, kelelawar, tikus yang tidak biasa, makanya dinamakan demikian. Tapi cara memotong atau mengolahnya tidak sadis dan tidak sembarangan," kata Olly saat dihubungi detikcom, Kamis (25/1/2018).
Menurut Olly, keberadaan pasar hewan di Tomohon melekat dengan budaya kuliner masyarakat Minahasa yang gemar memakan 'daging unik'. Sehingga kebiasaan itu tidak perlu untuk dihentikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan disorot oleh media asing, anjing-anjing ini dimatikan dengan cara yang tak layak. Penyayang binatang protes karena anjing ini dimatikan dengan cara dipukul dan dibakar, sebagaimana yang ditunjukkan oleh video viral yang difilmkan oleh para aktivis di Kota Tomohon dan Kota Langowan, Sulawesi Utara.
"Ya itu dia viralnya karena engga bener menyampaikan informasinya, di mana-mana juga banyak yang makan anjing di Korea dan China juga banyak," imbuhnya.
Baca juga: Sedih & Tegang di Pasar Ekstrem Tomohon |
Dari video yang beredar di Youtube itu menampilkan anjing-anjing dipukul hingga nyaris mati sebelum dibakar. Bukan hanya anjing, para pedagang juga menjual hewan-hewan lain untuk dikonsumsi seperti monyet, kucing, dan kelelawar, secara terang-terangan.
"Kampanye dari kelompok Dog Meat Free Indonesia mendesak pihak berwenang untuk menutup pasar hewan hidup di negara tersebut, di mana mereka mengatakan ribuan anjing dan kucing dipukul sampai mati setiap minggu," terang AFP.
Nonton video perdagangan anjing yang menjadi sorotan di sini:
(adf/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini