Pabrik Benang Semarang Bangkrut, 600 Karyawan Demo

Jakarta - Pabrik pemintalan benang di Semarang, PT Danliris, takluk dalam persaingan pasar. Mereka bangkrut dan mem-PHK 600 karyawannya.Atas PHK itu, ratusan karyawan pabrik yang berada di Jl. Simongan Raya No. 185 itu berunjuk rasa di halaman pabrik, Jum'at (17/6/2005). Mereka meminta pabrik tegas dalam mengatasi kebrangkutan itu dengan memberi pesangon.Aksi hanya diisi orasi dari sejumlah perwakilan karyawan. Setelah beberapa saat, beberapa pimpinan tampak menemui karyawan. Belasan polisi dari Polres Semarang Barat terlihat mengawal aksi tersebut.Dalam aksinya, para karyawan mengaku sudah tiga bulan tidak bekerja sesuai porsinya. Karena pabrik sudah tidak produksi lagi, ketika tiba di pabrik mereka terpaksa hanya membersihkan ruangan dan halaman. Bahkan ada yang hanya datang untuk sekadar absen.Pemimpin PT Danliris Lilik Sulistyani menyatakan, penetapan tidak beroperasinya pabrik baru akan dilakukan Sabtu besok. Pihak pabrik sudah mem-warning karyawan beberapa waktu sebelumnya. Mereka berjanji akan memberikan gaji dan pesangon yang memadai.Lilik menjelaskan, pihaknya sudah bertemu dengan perwakilan karyawan. Dalam pertemuan itu disepakati kedua belah pihak sama-sama mengerti kondisi pabrik. Karena, pabrik memang sudah tidak bisa diselamatkan.Lebih lanjut Lilik menyatakan, pabrik Danliris berpusat di Solo. Sementara pabrik yang di Semarang hanyalah cabangnya saja. "Hasil produksi sudah tidak laku di pasaran. Mau tidak mau, kami harus memberhentikan karyawan. Pimpinan pabrik juga akan berhenti," katanya di sela-sela unjuk rasa.Pada 1976 sampai 1984, pabrik itu merupakan Perusda (Perusahaan Daerah). Karena bangkrut, pabrik dibeli PT. Catur Jantra pada tahun 1987. Perusahaan itu pun bangkrut dan akhirnya dibeli PT. Danliris sejak tahun 1999. Dan, pada tahun ini PT. Danliris mengalami hal yang sama. (nrl/)