Masjid di Rotterdam Barat Dibakar

Kekerasan SARA di Belanda

Masjid di Rotterdam Barat Dibakar

- detikNews
Kamis, 16 Jun 2005 19:21 WIB
Den Haag - Rumah peribadatan minoritas muslim di Belanda kembali menjadi target kekerasan. Kali ini menimpa rumah ibadat (masjid) Shaan-E-Islam, milik komunitas Nederlandse Moslim Associatie (NMA). Peristiwa pembakaran masjid Shaan-E-Islam di jalan Aleidisstraat, kawasan Oude Westen, Rotterdam Barat, itu terjadi Rabu dinihari kemarin dan menjadi berita utama media cetak dan elektronik di Belanda. Televisi NOS Rabu malam atau Kamis (16/6/2005) WIB menayangkan bangunan masjid yang ludes dan grafiti yang ditinggalkan pelaku pada dinding masjid dengan teks "Geen Moskee in Zuid, Tak Boleh Ada Masjid di Selatan", 'Lonsdale' (merk pakaian yang menjadi simbol ekstrim kanan) dan lambang White Power.Bagaimana pembakaran itu dilakukan masih belum jelas. Untuk sementara jurubicara polisi hanya menjelaskan bahwa warga sekitar mendengar sebuah ledakan, selanjutnya disusul api yang menjalar cepat. Warga mendapati rumah ibadat mereka dilalap api sekitar subuh jam 04.00 dinihari. Tak ada korban manusia dalam peristiwa itu.Ketua pengurus masjid, Abdoelhak Bilal yang berlatar etnik Suriname, menanggapi dengan syok. "Membakar dan menulis teks rasistis adalah tindakan abnormal,'' kata Bilal. Menurut Bilal, masjid Shaan-E-Islam sudah berdiri sejak 1982 dan tidak pernah ada masalah. Rencananya, kata Bilal, sekitar satu setengah tahun lagi masjid ini akan pindah ke Rotterdam Selatan. "Semuanya sudah disiapkan dan tidak ada keberatan dari warga Rotterdam Selatan," demikian Bilal.Masjid Mevlana Sebelumnya Masjid Mevlana di kawasan sama juga dibakar . Pelakunya R. van D dari kawasan Capelle aan den IJssel berhasil ditangkap. Pengadilan Rotterdam Senin (13/6/2005) menjatuhkan hukuman satu tahun penjara dengan masa percobaan 6 bulan. Pengadilan menilai pelaku terbukti pada subuh 7/11/2004, yang bertepatan dengan bulan Ramadan, melakukan pembakaran dengan menumpuk kayu di depan pintu. Pelaku mengaku tidak bermaksud mencelakakan jiwa seseorang, namun hakim menyatakan bahwa perbuatan tersebut mengancam nyawa imam masjid dan keluarganya yang dinihari itu ada di dalam.Selain itu hakim juga menilai, bahwa perbuatan terdakwa selain menimbulkan kerusakan materi juga telah menebarkan rasa takut dan ketidaktenangan di tengah masyarakat. Kekerasan dan agitasi terhadap minoritas islam di Belanda meningkat sejak peristiwa 11/9. Klimaksnya terjadi setelah terbunuhnya kolumnis dan sineas Theo van Gogh, yang secara teratur melecehkan keyakinan minoritas Islam melalui kolom dan filmnya. Di bawah ini catatan kekerasan yang menimpa bangunan dan rumah peribadatan minoritas islam di Belanda, terhitung sejak November 2004.13/11/2004 Sabtu dinihari masjid Helden dibakar ludes.12/11/2004 Jumat dinihari masjid Zuilen, Utrecht, dibakar.11/11/2004 Kamis dinihari masjid Venray dibakar, 3 tersangka tertangkap tangan oleh polisi.10/11/2004 Rabu dinihari masjid Heerenveen dibakar.9/11/2004 Selasa malam sekolah Islam di Uden dibakar ludes.8/11/2004 Senin pagi bom meledak di sekolah Islam di Eindhoven. Tak ada korban jiwa karena belum ada siswa dan guru yang datang. Sebelumnya masjid di Groningen diserang dengan bom molotov dan satu masjid lagi digrafiti dengan teks anti-islam.7/11/2004 Minggu dinihari masjid di Breda dibakar. 7/11/2004 Minggu dinihari masjid Mevlana, Rotterdam Barat, dibakar.7/11/2004 Minggu dinihari masjid di Rotterdam Timur ditempeli berbagai pamflet berisi teks dan gambar yang melecehkan Islam. 6/11/2004 Sabtu dinihari masjid Huizen dibakar, dua orang pelaku tertangkap, satu pelaku berhasil kabur. Dari mereka berhasil disita ransel berisi terpentin (pengencer cat), bensin, spiritus dan kertas. Pelaku selanjutnya diserahkan ke polisi. Esok harinya polisi berhasil menangkap pelaku ketiga.5/11/2004 Jumat malam masjid Ijsselstein diserang dengan bom molotov. (es/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads